
Analisis Teknikal
Minim Sentimen Positif, ke Mana Arah IHSG Sesi II?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 September 2018 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih diselimuti sentimen engatif dari neraca perdagangan Indonesia yang defisit hingga US$1,02 miliar pada Agustus, rupiah dan bursa saham kembali kompak melemah. Kami memperkirakan pelemahan tersebut berpotensi berlanjut pada sesi II.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 28 poin (-0,49%) di level 5.795. Pelemahannya sudah terlihat ketika bursa acuan nasional tersebut dibuka dengan penurunan 6 poin. Pelemahan berlanjut hingga ke level 5.781 sebagai titik terendahnya yang terjadi pukul 10:33 WIB.
Pelemahan tersebut juga didorong sentimen negatif ketika Gedung Putih mengumumkan akan mengenakan tarif awal 10% terhadap US$200 miliar produk China dan bisa berlanjut 25% pada akhir tahun.
Seiring dengan koreksi pada IHSG, rupiah juga terdepresiasi. Hingga pukul 12:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.925 di pasar spot, melemah 0,37% dibandingkan penutupannya kemarin.
Dari nilai perdagangannya, transaksi di bursa saham hari ini mencapai Rp 3,18 triliun, dengan investor asing berbalik melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 12 milar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, pada sesi II IHSG masih akan melemah menyusul terbentuknya pola lilin hitam pendek (short black candle) yang memberikan sinyal pelemahan lanjutan.
Indeks kembali dalam posisi tertekan dalam jangka pendek, karena bergerak di bawah garis rerata selama 5 dan 10 hari (MA 5 dan MA10), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA).
Kami memprediksi hari ini indeks maksimal akan turun hingga 5.731, perhitungan tersebut berdasarkan grafik (tools) fibonacci retracement.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Menguat Didorong Sektor Konsumer, Bagaimana IHSG Sesi II?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 28 poin (-0,49%) di level 5.795. Pelemahannya sudah terlihat ketika bursa acuan nasional tersebut dibuka dengan penurunan 6 poin. Pelemahan berlanjut hingga ke level 5.781 sebagai titik terendahnya yang terjadi pukul 10:33 WIB.
Pelemahan tersebut juga didorong sentimen negatif ketika Gedung Putih mengumumkan akan mengenakan tarif awal 10% terhadap US$200 miliar produk China dan bisa berlanjut 25% pada akhir tahun.
Dari nilai perdagangannya, transaksi di bursa saham hari ini mencapai Rp 3,18 triliun, dengan investor asing berbalik melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 12 milar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Indeks kembali dalam posisi tertekan dalam jangka pendek, karena bergerak di bawah garis rerata selama 5 dan 10 hari (MA 5 dan MA10), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA).
Kami memprediksi hari ini indeks maksimal akan turun hingga 5.731, perhitungan tersebut berdasarkan grafik (tools) fibonacci retracement.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Menguat Didorong Sektor Konsumer, Bagaimana IHSG Sesi II?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular