
Internasional
Bencana & Perang Dagang, Indeks Keyakinan Bisnis Jepang Lesu
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 October 2018 15:58

Tokyo, CNBC Indonesia - Naiknya harga bahan mentah dan serangkaian bencana alam yang mengganggu produksi melemahkan keyakinan bisnis berbagai perusahaan manufaktur besar Jepang pada kuartal yang berakhir September, menurut survei bank sentral pada hari Senin (1/10/2018). Keyakinan bisnis pun berada di posisi terendah selama lebih dari satu tahun.
Survei tersebut memberi sedikit indikasi bahwa sentimen yang mendasari telah terkena dampak peningkatan perselisihan dagang global. Namun, hantu perang dagang membebani proyeksi bisnis perusahaan. Hal itu bisa mengancam belanja modal cepat yang merupakan sebuah titik terang di perekonomian terbesar ketiga di dunia ini.
Survei tersebut membawa keraguan terhadap pandangan bank sentral Bank of Jepang (BOJ) bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat akan membantu mempercepat inflasi ke target 2%. BOJ percaya diri bisa mencapai target inflasinya meski terdapat beberapa pertanda bahwa perusahaan berangsur-angsur meneruskan biaya produksi ke konsumen.
"Sentimen melemah karena ekspor yang melambat dan menurunnya produksi pabrik di tengah kekhawatiran akan perang dagang global," kata Takeshi Minami, Kepala Ekonom di Norinchukin Research Institute, dilansir dari Reuters.
"Tetap saja, level sentimen tinggi. Saya rasa itu juga tidak akan terus merosot, karena laba yang membaik dan kenaikan harga."
Indeks patokan untuk keyakinan perusahaan manufaktur besar anjlok menjadi plus 19 di bulan September dari plus 21 di tiga bulan lalu, menurut survei BOJ. Indeks turun selama tiga kuartal berturut-turut dan lebih rendah dari median proyeksi pasar sebesar plus 22.
Indeks untuk perusahaan non-manufaktur anjlok ke plus 22 dari plus 24 di survei bulan Juni, sesuai dengan proyeksi median pasar dan memburuk untuk pertama kalinya dalam delapan kuartal.
Baik perusahaan manufaktur maupun non-manufaktur besar berharap kondisi bisnis tidak berubah dalam tiga bulan mendatang, menurut survei tersebut.
Investor mempertimbangkan penurunan kepercayaan bisnis itu untuk mengambil posisi. Alhasil, indeks saham Nikkei Jepang terdorong ke posisi tertinggi dalam 27 tahun pada hari Senin, karena pelemahan yen yang berlanjut bisa membantu memperbaiki prospek pendapatan ekspor untuk korporasi Jepang.
Belanja modal kuatMeski mood bisnis lesu, survei terbaru itu menggarisbawahi rencana belanja modal korporasi yang kuat. Hal itu didorong oleh permintaan perbaikan kapasitas dan peningkatan investasi di bidang robotika dan otomatisasi guna mengatasi kekurangan tenaga kerja di tengah populasi Jepang yang menua.
Perusahaan-perusahaan besar berencana menaikkan belanja modal sebesar 13,4% di tahun fiskal yang berakhir Maret 2019, dibandingkan dengan 13,6% di survei sebelumnya.
Rencana belanja modal di semua perusahaan tumbuh 8,5% di tahun fiskal ini, mendekati kecepatan yang dialami selama era bubble ekonomi Jepang, kata Minami.
"Ada ruang untuk menjadi lebih baik karena perusahaan-perusahaan kecil memperkuat estimasi pendapatan dari sekarang, meski hal itu akan sangat bergantung pada bagaimana dampak perang dagang memainkan sentimen bisnis," katanya.
(prm) Next Article Demo Rompi Kuning Pukul Keyakinan Bisnis Prancis
Survei tersebut memberi sedikit indikasi bahwa sentimen yang mendasari telah terkena dampak peningkatan perselisihan dagang global. Namun, hantu perang dagang membebani proyeksi bisnis perusahaan. Hal itu bisa mengancam belanja modal cepat yang merupakan sebuah titik terang di perekonomian terbesar ketiga di dunia ini.
Survei tersebut membawa keraguan terhadap pandangan bank sentral Bank of Jepang (BOJ) bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat akan membantu mempercepat inflasi ke target 2%. BOJ percaya diri bisa mencapai target inflasinya meski terdapat beberapa pertanda bahwa perusahaan berangsur-angsur meneruskan biaya produksi ke konsumen.
"Tetap saja, level sentimen tinggi. Saya rasa itu juga tidak akan terus merosot, karena laba yang membaik dan kenaikan harga."
Indeks patokan untuk keyakinan perusahaan manufaktur besar anjlok menjadi plus 19 di bulan September dari plus 21 di tiga bulan lalu, menurut survei BOJ. Indeks turun selama tiga kuartal berturut-turut dan lebih rendah dari median proyeksi pasar sebesar plus 22.
![]() |
Baik perusahaan manufaktur maupun non-manufaktur besar berharap kondisi bisnis tidak berubah dalam tiga bulan mendatang, menurut survei tersebut.
Investor mempertimbangkan penurunan kepercayaan bisnis itu untuk mengambil posisi. Alhasil, indeks saham Nikkei Jepang terdorong ke posisi tertinggi dalam 27 tahun pada hari Senin, karena pelemahan yen yang berlanjut bisa membantu memperbaiki prospek pendapatan ekspor untuk korporasi Jepang.
Belanja modal kuat
![]() |
Rencana belanja modal di semua perusahaan tumbuh 8,5% di tahun fiskal ini, mendekati kecepatan yang dialami selama era bubble ekonomi Jepang, kata Minami.
"Ada ruang untuk menjadi lebih baik karena perusahaan-perusahaan kecil memperkuat estimasi pendapatan dari sekarang, meski hal itu akan sangat bergantung pada bagaimana dampak perang dagang memainkan sentimen bisnis," katanya.
(prm) Next Article Demo Rompi Kuning Pukul Keyakinan Bisnis Prancis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular