Internasional

Permintaan Lesu, Pertumbuhan Laba Industri China Anjlok

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 September 2018 17:18
Pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan industri China melambat ke titik terendah selama lima bulan di Agustus.
Foto: REUTERS/Rebecca Cook
Beijing, CNBC Indonesia - Pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan industri China melambat ke titik terendah selama lima bulan di Agustus sehingga memicu kekhawatiran tentang goyahnya permintaan domestik di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini. Apalagi, konflik dagang dengan AS membayangi proyeksi ekonomi China.

Permintaan barang mentah dan produk industri terpukul tahun ini karena rencana ekspansi bisnis melambat. Perluasan usaha tertahan pengetatan pendanaan karena kampanye China selama bertahun-tahun untuk membatasi utang korporasi dan menindak pinjaman berisiko.



Pasar properti yang lebih lesu juga melemahkan permintaan terkait konstruksi.

Laba industri naik 9,2% di bulan Agustus menjadi 519,69 miliar yuan (Rp 1.127 triliun), menurut data yang ditunjukkan Biro Statistik Nasional di hari Kamis (27/9/2018), dilansir dari Reuters. Laju pertumbuhan melambat selama empat bulan berturut-turut dan hampir turun setengah dari kenaikan 16,2% di bulan Juli.

Penurunan bulan lalu sebagian disebabkan oleh turunnya pendapatan dan kenaikan harga pabrik, kata biro statistik lewat pernyataan resmi.

"Profitabilitas perusahaan akan terus memburuk, karena dorongan kebijakan terbaru guna memacu pertumbuhan investasi akan membutuhkan waktu untuk bekerja," kata Yang Yewei, Analis di Southwest Securities. Dia mengatakan baik persediaan maupun uang yang dipinjamkan ke perusahaan sudah menanjak, pertanda bahwa kondisi bisnis menjadi semakin menantang.

Penurunan laba terjadi karena permintaan yang terus melemah di bawah kampanye deleveraging yang sedang berlangsung, meskipun para pembuat kebijakan mengubah fokus mereka ke strategi-strategi pendorong pertumbuhan. Langkah-langkah ini termasuk mempercepat persetujuan proyek infrastruktur dan bantuan pendanaan untuk sektor swasta.

[Gambas:Video CNBC]
Pajak dan biaya dipangkas, sementara bank diminta untuk tetap membuka lini kredit ke perusahaan-perusahaan yang terhantam perang dagang China-AS.

Pertumbuhan laba di bulan Agustus adalah yang paling lambat sejak bulan Maret, ketika laba tumbuh 3,1%. Para analis dari Capital Economics memproyeksikan kenaikan 15,5% di bulan Agustus.

Sektor hulu seperti pertambangan, produsen logam, dan badan usaha milik negara masih menguasai sebagian besar kenaikan laba, tetapi pertumbuhan mereka semakin lambat di bulan Agustus. Laba di badan usaha industri milik negara naik 26,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada bulan Januari-Agustus disbanding kenaikan 30,5% dalam tujuh bulan di tahun ini.

Penurunan pertumbuhan terbesar muncul dari produksi minyak dan gas, serta peleburan logam besi yang pertumbuhan yoy di bulan Januari-Agustus masing-masing lebih rendah 11 dan 17,2 poin persentase dari bulan Januari-Juli.

Selama delapan bulan di tahun ini, perusahaan-perusahaan industri memperoleh laba 4,4 triliun yuan atau naik 16,2% dari periode yang sama tahun lalu, tetapi lebih rendah dari pertumbuhan 17,1% di bulan Januari-Juli, kata biro statistik di hari Kamis.

Laba perusahaan yang melambat akan menekan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya mengerem konsumsi rumah tangga serta mengurangi keseluruhan pertumbuhan.

Fitch Ratings sudah memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk China tahun depan dari 6,3% menjadi 6,1%. Beberapa hitungan ekonom menunjukkan pertumbuhan justru sudah berada di bawah 6%.



Aksi balas-balasan tarif impor dengan AS bisa semakin merugikan ekonomi China yang sudah melambat.

AS dan China menerapkan tarif impor baru terhadap produk satu sama lain pada hari Senin (24/9/2018). Kedua belah pihak tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari konflik dagang yang diprediksi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global.
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular