The Fed Naikkan Suku Bunga, Harga Emas Dunia Perkasa

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 September 2018 12:18
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 naik sebesar 0,26% ke US$1.202,2/troy ounce, pada perdagangan hari ini Kamis (27/9/2018)
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 naik sebesar 0,26% ke US$1.202,2/troy ounce, pada perdagangan hari ini Kamis (27/9/2018) hingga pukul 11.47 WIB.

Dengan pergerakan tersebut, harga sang logam mulia mampu rebound dari posisi terlemah dalam 3 pekan terakhir, atau sejak 4 September 2018. Pada perdagangan kemarin, harga emas terkoreksi 0,5% hingga anjlok ke bawah level psikologis US$1.200/troy ounce, tepatnya ke level US$1.199,1/troy ounce.

BACA: Jelang Rapat The Fed, Harga Emas Dunia Jatuh ke Zona Merah



Kenaikan harga emas nampaknya disokong oleh pelaku pasar yang melakukan akumulasi beli karena harga emas sudah cukup rendah (technical rebound). 

Berdasarkan pemantauan tim riset CNBC Indonesia terhadap data historis harga emas di sepanjang tahun ini, setiap harga emas jatuh ke bawah level psikologis US$1.200/troy ounce, pelaku pasar hampir pasti melakukan aksi beli.

Dari sekitar 5 kali harganya jatuh ke bawah level US$1.200/troy ounce, hanya 1 kali komoditas emas tidak mengalami akumulasi beli setelahnya. Kejadian satu-satunya itu terjadi saat harga jatuh 1,31% ke US$1.185/troy ounce pada 15 Agustus 2018. Keesokan harinya harga emas masih mengalami koreksi tipis 0,08%.

Namun, setelah itu harga emas mampu menguat 3 hari berturut-turut dan sudah kembali ke level US$1.200/troy ounce pada tanggal 21 Agustus 2018. Tak pernah butuh waktu lama untuk mengembalikan harga emas ke level keseimbangan US$1.200/troy ounce.

Selain itu, dolar AS nampaknya kurang sakti setelah kenaikan suku bunga acuan. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat terbatas di kisaran 0,1% saja hingga siang ini.

Sepertinya investor menilai tidak ada kejutan dari keputusan The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 2-2,25%. Semestinya kenaikan suku bunga jadi obat mujarab bagi dolar AS. Akan tetapi, obat itu tampaknya sudah diperhitungkan oleh pelaku pasar (priced-in).

Sudah cukup lama investor memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga acuan pada September, dan hasil rapat pada dini hari tadi waktu Indonesia hanya mengonfirmasi perkiraan tersebut. Tidak ada kejutan yang berarti.

Selain itu, kenaikan dolar AS juga tertahan oleh menurunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada dini hari tadi, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat turun 5,4 basis poin (bps). Penurunan yield merupakan sinyal bearish bagi greenback.

Akibat dolar AS yang kurang perkasa, harga emas pun melaju bebas hambatan pada hari ini.   


(RHG/gus) Next Article Harga Emas Stabil Tapi Dihantui Perang Dagang

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular