Internasional
Perang Dagang Memanas, China Bertumpu Pada Ekonomi Digital
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 September 2018 21:10

Beijing, CNBC Indonesia - China, pada hari Rabu (26/9/2018), berjanji untuk memperluas ekonomi digital senilai US$3,8 triliun (Rp 56.747 triliun) dan menciptakan lapangan kerja di sektor-sektor baru seperti big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Hal itu dilakukan seraya negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencoba beralih dari ketergantungan terhadap industri yang sangat mencemari lingkungan.
China sedang menjalankan restrukturasi jangka panjang yang menyebabkan industri low-end turun dan pabrik-pabrik bernilai tinggi yang membuat berbagai produk, dari robot sampai pesawat nirawak (drone), bermunculan.
Namun, memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang merupakan mitra dagang terbesar China telah memicu kekhawatiran bahwa rencana jangka panjang Beijing untuk beralih menjadi negara manufaktur produk high-end di bawah rencana 'Made in China 2025' bisa saja gagal.
[Gambas:Video CNBC]
Selama beberapa bulan belakangan, kementerian dan lembaga pemerintah China seperti Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) telah memperkuat komitmen mereka terhadap restrukturasi jangka panjang. Beijing menganggap restrukturasi tersebut berarti mengurangi ketergantungan pada perdagangan dan pendorong eksternal lain untuk pertumbuhan.
China akan lebih banyak menciptakan terobosan dalam ekonomi digital, termasuk internet of things, big data, komputasi clouding dan AI, kata NDRC pada hari Rabu (26/9/2018) yang dilansir dari Reuters.
Sektor-sektor tersebut akan menjadi pendorong baru untuk penciptaan lapangan kerja di tahun 2025, kata lembaga perencana negara itu.
China harus memulai kemandirian di tengah peningkatan unilateralisme dan proteksionisme dagang, tulis harian milik negara People's Daily dengan mengutip Presiden China Xi Jinping. Xi menyampaikan hal tersebut pada hari Rabu ketika dia melakukan tur inspeksi pabrik di provinsi Heilongjiang.
Ini bukanlah hal yang buruk, kata Xi, karena China pada akhirnya harus mengandalkan diri sendiri.
Media China menuduh Washington menggunakan perdagangan untuk menekan pembangunan Negara Tirai Bambu.
NDRC menuturkan pihaknya juga akan meningkatkan dukungan pendanaan guna membantu industri-industri baru berkembang, termasuk menarik dana dari pasar modal.
Di awal bulan ini, lembaga itu menandatangani kesepakatan dengan China Development Bank yang merupakan bank kebijakan utama untuk menawarkan bantuan pendanaan 100 miliar yuan (Rp 217,2 triliun) sebagai dorongan ekonomi digital.
Ekonomi digital China naik 18% menjadi 26 triliun yuan tahun lalu, atau sama dengan sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara itu, menurut China Academy of Information and Communications Technology.
Sektor-sektor tradisional akan didigitalisasi, memicu semakin banyak karyawan yang berganti pekerjaan, kata NDRC. Lembaga itu menambahkan bahwa China juga akan mencoba menarik bakat-bakat dari luar negeri.
Beijing melarang penambahan kapasitas baru di sektor manufaktur low-end seperti tekstil, mebel, makanan dan bahan kimia, tulis Beijing Daily pada hari Rabu.
Namun, manufaktur kendaraan energi baru dan robot industrial akan diperbolehkan.
Ekonomi digital juga diharapkan membantu memodernisasi pertanian, dengan China yang tertarik meremajakan daerah pelosok yang menua, menurut NDRC.
(roy) Next Article Awas Babak Baru Perang Dagang AS-China Gegara Tomat & Kapas
Hal itu dilakukan seraya negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencoba beralih dari ketergantungan terhadap industri yang sangat mencemari lingkungan.
China sedang menjalankan restrukturasi jangka panjang yang menyebabkan industri low-end turun dan pabrik-pabrik bernilai tinggi yang membuat berbagai produk, dari robot sampai pesawat nirawak (drone), bermunculan.
[Gambas:Video CNBC]
Selama beberapa bulan belakangan, kementerian dan lembaga pemerintah China seperti Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) telah memperkuat komitmen mereka terhadap restrukturasi jangka panjang. Beijing menganggap restrukturasi tersebut berarti mengurangi ketergantungan pada perdagangan dan pendorong eksternal lain untuk pertumbuhan.
China akan lebih banyak menciptakan terobosan dalam ekonomi digital, termasuk internet of things, big data, komputasi clouding dan AI, kata NDRC pada hari Rabu (26/9/2018) yang dilansir dari Reuters.
Sektor-sektor tersebut akan menjadi pendorong baru untuk penciptaan lapangan kerja di tahun 2025, kata lembaga perencana negara itu.
China harus memulai kemandirian di tengah peningkatan unilateralisme dan proteksionisme dagang, tulis harian milik negara People's Daily dengan mengutip Presiden China Xi Jinping. Xi menyampaikan hal tersebut pada hari Rabu ketika dia melakukan tur inspeksi pabrik di provinsi Heilongjiang.
Ini bukanlah hal yang buruk, kata Xi, karena China pada akhirnya harus mengandalkan diri sendiri.
Media China menuduh Washington menggunakan perdagangan untuk menekan pembangunan Negara Tirai Bambu.
NDRC menuturkan pihaknya juga akan meningkatkan dukungan pendanaan guna membantu industri-industri baru berkembang, termasuk menarik dana dari pasar modal.
Di awal bulan ini, lembaga itu menandatangani kesepakatan dengan China Development Bank yang merupakan bank kebijakan utama untuk menawarkan bantuan pendanaan 100 miliar yuan (Rp 217,2 triliun) sebagai dorongan ekonomi digital.
Ekonomi digital China naik 18% menjadi 26 triliun yuan tahun lalu, atau sama dengan sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara itu, menurut China Academy of Information and Communications Technology.
Sektor-sektor tradisional akan didigitalisasi, memicu semakin banyak karyawan yang berganti pekerjaan, kata NDRC. Lembaga itu menambahkan bahwa China juga akan mencoba menarik bakat-bakat dari luar negeri.
Beijing melarang penambahan kapasitas baru di sektor manufaktur low-end seperti tekstil, mebel, makanan dan bahan kimia, tulis Beijing Daily pada hari Rabu.
Namun, manufaktur kendaraan energi baru dan robot industrial akan diperbolehkan.
Ekonomi digital juga diharapkan membantu memodernisasi pertanian, dengan China yang tertarik meremajakan daerah pelosok yang menua, menurut NDRC.
![]() |
(roy) Next Article Awas Babak Baru Perang Dagang AS-China Gegara Tomat & Kapas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular