
ADB Puji Upaya RI Stabilkan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian
Bernhart Farras & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 September 2018 18:45

Jakarta, CNBC Indonesia -- Asian Development Bank (ADB) memuji langkah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan perekonomian. Langkah pemerintah fokus mempersempit defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Sedangkan BI melakukan intervensi untuk menahan laju depresiasi rupiah. Alhasil, kondisi ekonomi Indonesia bisa kuat menghadapi tekanan-tekanan eksternal.
"Kami juga mengetahui bahwa meski terdapat situasi global yang menantang, ekonomi Indonesia akan terus meningkat. Salah satu faktor terpenting adalah fundamental yang tetap kuat," kata Emma Allen, Ekonom ADB di Jakarta hari Rabu (26/9/2018).
Ia menjelaskan pemerintah telah melakukan langkah yang tepat dalam mengelola inflasi dan kebijakan fiskal guna mempertahankan stabilitas ekonomi. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga terus menyampaikan setiap kebijakan yang diambilnya dengan baik kepada masyarakat.
Menurut Allen, pemerintah dan BI perlu melanjutkan upaya yang sudah dilakukan saat ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi jangka menengah sampai panjang.
Namun, untuk menopang langkah pemerintah, dibutuhkan peningkatan investasi infrastruktur, keterampilan dan pendidikan, serta perubahan struktural guna memperbaiki iklim investasi.
Pemerintah juga perlu meningkatkan daya saing produk indonesia supaya bisa mengekspor lebih banyak barang. Demikian disampaikan Winfried Wicklein, Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, dalam kesempatan yang sama.
Besaran CAD per kuartal kedua tahun ini melebar menjadi US$8 miliar (Rp 119,4 triliun) atau 3% dari produk domestik bruto (PDB). Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut CAD di sepanjang tahun ini akan melebar hingga $25 miliar, angka yang jauh lebih tinggi ketimbang defisit tahun 2017 yang hanya $17 miliar.
Meskipun begitu, Sri Mulyani meminta masyarakat untuk tetap tenang dan kritis dalam menyikapi pelebaran CAD. Sebab, sudah berkali-kali tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu disertai dengan CAD yang melebar.
(miq/miq) Next Article ADB Punya Ramalan Bagus untuk Asia, Kalau RI Gimana?
Sedangkan BI melakukan intervensi untuk menahan laju depresiasi rupiah. Alhasil, kondisi ekonomi Indonesia bisa kuat menghadapi tekanan-tekanan eksternal.
"Kami juga mengetahui bahwa meski terdapat situasi global yang menantang, ekonomi Indonesia akan terus meningkat. Salah satu faktor terpenting adalah fundamental yang tetap kuat," kata Emma Allen, Ekonom ADB di Jakarta hari Rabu (26/9/2018).
Namun, untuk menopang langkah pemerintah, dibutuhkan peningkatan investasi infrastruktur, keterampilan dan pendidikan, serta perubahan struktural guna memperbaiki iklim investasi.
Pemerintah juga perlu meningkatkan daya saing produk indonesia supaya bisa mengekspor lebih banyak barang. Demikian disampaikan Winfried Wicklein, Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, dalam kesempatan yang sama.
Besaran CAD per kuartal kedua tahun ini melebar menjadi US$8 miliar (Rp 119,4 triliun) atau 3% dari produk domestik bruto (PDB). Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut CAD di sepanjang tahun ini akan melebar hingga $25 miliar, angka yang jauh lebih tinggi ketimbang defisit tahun 2017 yang hanya $17 miliar.
Meskipun begitu, Sri Mulyani meminta masyarakat untuk tetap tenang dan kritis dalam menyikapi pelebaran CAD. Sebab, sudah berkali-kali tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu disertai dengan CAD yang melebar.
(miq/miq) Next Article ADB Punya Ramalan Bagus untuk Asia, Kalau RI Gimana?
Most Popular