Harga Minyak Tembus US$80/barel, Ini Untung-Ruginya Bagi RI

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 September 2018 18:45
Harga Minyak Melonjak, Anggaran Subsidi Membengkak
Foto: Ilustrasi Pengisian BBM Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Berdasarkan penelusuran tim riset CNBC Indonesia, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu bergerak linier dengan pergerakan harga minyak dunia. Pada tahun 2012, di saat harga minyak brent (rata-rata tahunan) mencapai US$111,67/barel, subsidi BBM dan Elpiji mencapai Rp211,89 triliun.

Setahun setelahnya, subsidi BBM dan Elpiji turun 0,9% YoY ke Rp209,99 triliun rupiah. Penurunan tersebut merespon harga minyak brent juga turun sekitar 2,66% YoY ke US$108,7/barel.

Rumus di atas juga berlaku di pemerintahan Jokowi-JK. Saat harga minyak turun 46% YoY ke level US$53,6/barel pada 2015, subsidi BBM dan Elpiji juga ikut dipangkas sebesar 75% ke angka Rp60,75 triliun.



Di tahun ini ceritanya tidak jauh berbeda. Di saat harga minyak kembali menanjak naik, bahkan jauh melebihi asumsi makro di APBN 2018, subsidi kembali membengkak. Mengutip data APBN KiTA, subsidi BBM dan Elpiji naik 72,1% YoY ke Rp46,3 triliun hingga akhir Agustus 2018.

Pertumbuhan subsidi BBM dan Elpiji tersebut lantas menjadi yang paling besar dibandingkan pos belanja pemerintah lainnya. Realisasi subsidi pos ini bahkan sudah mencapai 98,9% dari target APBN 2018. Padahal tahun ini baru berjalan 8 bulan.

Membengkaknya subsidi BBM di tahun ini nampaknya tidak lepas dari keputusan pemerintah untuk menaikkan subsidi solar menjadi Rp2.000/liter, dari semula Rp500/liter.

(NEXT) (RHG/gus)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular