Bos BEI: IHSG Bisa Cepat Balik 6000, Asal..

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 September 2018 10:39
Bos BEI optimistis IHSG bisa segera balik ke 6000, asal syarat ini terpenuhi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dianggap masih mampu untuk menembus level psikologis 6.000. Namun dengan catatan, dinamika ketidakpastian global mereda.

Hal tersebut dikemukakan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi di sela-sela rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Pasar Modal ke-41 di kawasan SCBD, Jakarta Selatan."Sepanjang luar itu gak bergejolak luar bisa, kami tekanannya sudah tidak terlalu besar. Insya Allah di akhir tahun tembus 6.000 lebih," kata Inarno, Minggu (23/9/2018).



Sebagai informasi, meskipun sempat dihantam tekanan hebat di awal pekan, pergerakan IHSG mampu ditutup naik sepanjang pekan ini. IHSG terhitung naik 0,45% dan berada di atas level 5.957,74.
Kenaikan tersebut, salah satunya disumbang oleh aksi beli bersih oleh investor asing dalam sepekan yang mencapai Rp 1,01 triliun. Hal tersebut, ditopang dari meredanya gejolak perekonomian global.

Di awal pekan, IHSG dihantam isu memanasnya perang dagang antara AS vs China, terutama didorong oleh keputusan Presiden Donald Trump mengenakan tarif baru untuk sejumlah produk impor negeri Tirai Bambu.

Investor pun lari dari pasar keuangan negara-negara berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. Akibatnya penurunan IHSG semakin terpuruk parah, hingga menembus level 5.811,79 di awal pekan.

Jelang tengah pekan hingga akhir, tekanan mulai mengecil yang juga didorong dari tensi perang dagang yang mereda. Perang dagang yang tidak sepanas seperti yang dibayangkan, mendorong investor mulai berani masuk ke pasar saham.

"Saya tidak berani bilang berapa, tapi mungkin sudah lebih stabil dari sebelumnya," ungkap Inarno mengamini kondisi IHSG sepanjang pekan ini.

Inarno mengaku cukup optimistis pergerakan IHSG bisa kembali ke level 6.000, dengan catatan tekanan global terutama yang bersumber dari tensi perang dagang antara dua perekonomian terbesar di dunia mereda.

"Untuk eksternal kami susah prediksi karena perang dagang AS - China juga masih belum mereda. Tapi kalau tidak ada, kami optimistis," tegasnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen tak memungkiri, sejumlah indikator pasar keuangan Indonesia cukup tertekan di tengah situasi perekonomian global. "Namun, saya melihat perkembangannya sudah menunjukkan trend yang stabil, dan saya optimistis akan terus bergerak positif hingga akhir tahun," katanya.
(gus) Next Article BEI Ubah Aturan, Harga Saham Bisa di Bawah Rp 50

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular