Pasar Saham Volatil, Inarno: Calon Emiten Tunda IPO

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
19 September 2018 12:10
Mayoritas calon emiten yang akan melakukan IPO masih didominasi oleh perusahaan ritel dengan target dana IPO senilai Rp 100 miliar - Rp 200 miliar.
Foto: Inarno Djajadi, direktur utama BEI (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaBursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 20 calon emiten yang melakukan penawaran saham umum perdananya (initial public offering/IPO) hingga akhir tahun 2018.

Namun, di tengah gejolak ekonomi global saat ini banyak calon emiten yang masih menunggu kondisi pasar yang mulai stabil agar IPO yang dilakukan bisa diserap secara maksimal oleh pasar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan bahwa kondisi tersebut sangatlah wajar bagi calon emiten dan hanya reaksi sementara dari para calon emiten.

"Jadi kalau menunda IPO itu sebetulnya bukan karena apa-apa, cuma karena kondisi market-nya mungkin saat ini kurang preferable buat IPO sehingga dia harus tunda di tahun depan. Jadi itu reaksi bisnis saja," ungkapnya di Gedung BEI, Rabu (19/9/18).

Lebih lanjut, hingga saat ini BEI belum berencana untuk melakukan relaksasi dan perubahan aturan untuk mendorong daya serap emiten yang akan melakukan IPO. Seluruh rencana dan realisasi yang dilakukan oleh calon emiten merupakan murni keputusan bagi stakeholder tersebut.

"Kami pokoknya akan terus dorong untuk IPO, jadi kami juga tidak pernah koordinasi dengan siapapun agar IPO mereka bisa diserap, jadi itu natural dan alamiah saja," tambah Inarno.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Utama Capital Deddy Suganda Widjaja mengatakan bahwa di tengah kondisi saat ini, mayoritas calon emiten yang akan melakukan IPO masih didominasi oleh perusahaan ritel dengan target dana IPO senilai Rp 100 miliar - Rp 200 miliar.

Hal tersebut didorong dengan usaha Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong dan memberikan kemudahan untuk perusahaan ritel tersebut agar melantai di bursa.

"OJK inginnya ritel yang banyak buka, jadi lagi diukur kekuatan ritelnya. Kalau sejauh ini kan pulling di sekuritas kami bookbuilding 10%, nah OJK juga ingin lebih besar nanti 12,5% sampai 13%," ungkapnya di Gedung BEI.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengelola tiga perusahaan yang diperkirakan melakukan IPO pada tahun ini.
Dua diantaranya yakni perusahaan properti dan perusahaan di bisnis usaha sosis dan daging, dimana masing-masing target nilai dari IPO Rp 200 miliar dan Rp 30 miliar.

"Lagi disiapin bukunya dulu, kalau yang kecil (Usaha Kecil Menengah/UKM) tidak terpengaruh kondisi pasar ya. Jadi nanti kira-kira akhir September atau awal Oktober baru lapor ke OJK dan selanjutnya ke bursa," tambahnya.


(roy) Next Article Catat! Ini Calon Emiten Baru di Bursa Saham RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular