
AS-China Perang Dagang, Harga CPO Kembali Merosot
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
18 September 2018 14:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Desember 2018 di Bursa Derivatif Malaysia melemah 1,69% ke level MYR2.209/ton pada perdagangan hari ini Jumat (13/9/2018) hingga pukul 14.00 WIB.
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini melanjutkan penurunan sebesar 0,93% pada perdagangan hari Jumat (14/9/2018). Bahkan, di sepanjang pekan lalu, harga CPO malah anjlok sebesar 2% lebih.
Akibat pelemahan hari ini, harga CPO malah sudah menyentuh level terendahnya nyaris dalam 2 bulan terakhir, atau sejak 25 Juli 2018. Sentimen negatif bagi jatuhnya harga CPO hari ini datang dari babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta lesunya harga minyak nabati lainnya.
Presiden AS Donald Trump akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun).
Langkah sang presiden semakin memanaskan ketegangan di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. China telah berulang kali menegaskan akan membalas segala tindakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
Mengingat AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di planet bumi, friksi di antara keduanya tentu akan mempengaruhi seluruh negara. Arus perdagangan global akan seret dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Perlambatan arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi sama dengan penurunan permintaan komoditas global. Potensi penurunan permintaan ini diterjemahkan dengan koreksi harga CPO.
Selain itu, lemahnya harga minyak nabati rival juga membebani harga CPO. Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) turun sebesar 0,44% pada perdagangan hari ini hingga pukul 14.00 WIB. Harga komoditas agrikultur unggulan AS ini bahkan sudah tidak pernah lagi ada di zona hijau sejak 6 hari yang lalu.
Komoditas minyak kedelai memang merupakan salah satu komoditas Negeri Paman Sam yang paling terdampak perang dagang AS-China. Saat tensi perang dagang dua raksasa ekonomi dunia ini kembali memanas, harga minyak kedelai dipastikan akan tertekan.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
(RHG/gus) Next Article Reli Berlanjut, Harga CPO di Titik Tertinggi Dalam 2 Pekan
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini melanjutkan penurunan sebesar 0,93% pada perdagangan hari Jumat (14/9/2018). Bahkan, di sepanjang pekan lalu, harga CPO malah anjlok sebesar 2% lebih.
Akibat pelemahan hari ini, harga CPO malah sudah menyentuh level terendahnya nyaris dalam 2 bulan terakhir, atau sejak 25 Juli 2018. Sentimen negatif bagi jatuhnya harga CPO hari ini datang dari babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta lesunya harga minyak nabati lainnya.
Presiden AS Donald Trump akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun).
Langkah sang presiden semakin memanaskan ketegangan di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. China telah berulang kali menegaskan akan membalas segala tindakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
Mengingat AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di planet bumi, friksi di antara keduanya tentu akan mempengaruhi seluruh negara. Arus perdagangan global akan seret dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Perlambatan arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi sama dengan penurunan permintaan komoditas global. Potensi penurunan permintaan ini diterjemahkan dengan koreksi harga CPO.
Selain itu, lemahnya harga minyak nabati rival juga membebani harga CPO. Harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) turun sebesar 0,44% pada perdagangan hari ini hingga pukul 14.00 WIB. Harga komoditas agrikultur unggulan AS ini bahkan sudah tidak pernah lagi ada di zona hijau sejak 6 hari yang lalu.
Komoditas minyak kedelai memang merupakan salah satu komoditas Negeri Paman Sam yang paling terdampak perang dagang AS-China. Saat tensi perang dagang dua raksasa ekonomi dunia ini kembali memanas, harga minyak kedelai dipastikan akan tertekan.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
(RHG/gus) Next Article Reli Berlanjut, Harga CPO di Titik Tertinggi Dalam 2 Pekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular