
Ringgit Malaysia Menguat, Harga CPO Stagnan
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
14 September 2018 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di Bursa Derivatif Malaysia tercatat tidak mengalami perubahan di level MYR2.243/ton pada perdagangan hari ini Jumat (13/9/2018) hingga pukul 11.30 WIB.
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini belum mampu melanjutkan penguatan sebesar 0,27% pada perdagangan kemarin. Sementara, sejauh ini harga CPO sudah melemah sebesar 1% lebih di sepanjang pekan ini.
Kemarin, komoditas CPO diburu trader karena harganya dianggap sudah cukup rendah (oversold). Harga CPO pun mengalami kenaikan harga (technical rebound) kemarin. Wajar saja, sebelumnya harga CPO sudah melemah selama 4 hari berturut-turut sebelumnya.
BACA: Turun 4 Hari Beruntun, Harga CPO Berbalik Menguat
Bahkan, pada perdagangan hari Rabu (12/9/2018) harga CPO anjlok 1% lebih gara-gara peningkatan stok minyak kelapa sawit Malaysia yang lebih besar dari ekspektasi pada bulan lalu.
Selain faktor technical rebound, kenaikan harga CPO kemarin didukung oleh permintaan minyak kelapa sawit yang diproyeksikan kuat pada bulan September 2018. Menurut seorang trader di Malaysia, pengiriman minyak kelapa sawit dapat meningkat double-digit pada bulan ini seiring melonjaknya permintaan, seperti dikutip dari Reuters.
Kuatnya ekspor minyak kelapa sawit Malaysia juga didukung oleh pajak ekspor CPO Malaysia yang diturunkan menjadi 0% pada bulan ini, turun dari 4,5% dari bulan Agustus 2018.
Peningkatan permintaan ini bahkan sudah tercermin dari ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang diestimasikan meningkat sebesar 69,5% MtM pada periode 1-10 September 2018, menurut data survei dari AmSpec Agri Malaysia.
Surveyor kargo lainnya, Societe Generale de Surveillance juga memproyeksikan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 44% MtM di periode yang sama.
Sayangnya, hari ini penguatan harga CPO terhenti. Penyebabnya adalah penguatan mata uang Ringgit Malaysia sebesar 0,17% hingga pukul 13.10 WIB. Seperti diketahui, apresiasi ringgit akan membuat harga CPO menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Akibatnya, ada sentimen permintaan impor CPO menjadi terbatas.
Harga CPO bahkan masih berpotensi melemah hingga penutupan perdagangan hari ini. Pasalnya, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) turun sebesar 0,69% pada perdagangan kemarin. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) itu malah sudah melemah 3 hari berturut-turut akibat panasnya tensi dagang AS-China.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
(RHG/gus) Next Article Diproyeksi Supply Sawit Turun & Harga CPO Dikisaran USD 540
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini belum mampu melanjutkan penguatan sebesar 0,27% pada perdagangan kemarin. Sementara, sejauh ini harga CPO sudah melemah sebesar 1% lebih di sepanjang pekan ini.
BACA: Turun 4 Hari Beruntun, Harga CPO Berbalik Menguat
Bahkan, pada perdagangan hari Rabu (12/9/2018) harga CPO anjlok 1% lebih gara-gara peningkatan stok minyak kelapa sawit Malaysia yang lebih besar dari ekspektasi pada bulan lalu.
Selain faktor technical rebound, kenaikan harga CPO kemarin didukung oleh permintaan minyak kelapa sawit yang diproyeksikan kuat pada bulan September 2018. Menurut seorang trader di Malaysia, pengiriman minyak kelapa sawit dapat meningkat double-digit pada bulan ini seiring melonjaknya permintaan, seperti dikutip dari Reuters.
Kuatnya ekspor minyak kelapa sawit Malaysia juga didukung oleh pajak ekspor CPO Malaysia yang diturunkan menjadi 0% pada bulan ini, turun dari 4,5% dari bulan Agustus 2018.
Peningkatan permintaan ini bahkan sudah tercermin dari ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang diestimasikan meningkat sebesar 69,5% MtM pada periode 1-10 September 2018, menurut data survei dari AmSpec Agri Malaysia.
Surveyor kargo lainnya, Societe Generale de Surveillance juga memproyeksikan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 44% MtM di periode yang sama.
Sayangnya, hari ini penguatan harga CPO terhenti. Penyebabnya adalah penguatan mata uang Ringgit Malaysia sebesar 0,17% hingga pukul 13.10 WIB. Seperti diketahui, apresiasi ringgit akan membuat harga CPO menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Akibatnya, ada sentimen permintaan impor CPO menjadi terbatas.
Harga CPO bahkan masih berpotensi melemah hingga penutupan perdagangan hari ini. Pasalnya, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) turun sebesar 0,69% pada perdagangan kemarin. Harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) itu malah sudah melemah 3 hari berturut-turut akibat panasnya tensi dagang AS-China.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.
(RHG/gus) Next Article Diproyeksi Supply Sawit Turun & Harga CPO Dikisaran USD 540
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular