
Turun 4 Hari Beruntun, Harga CPO Berbalik Menguat
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 September 2018 13:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di Bursa Derivatif Malaysia melemah sebesar 0,22% ke level MYR2.242/ton pada perdagangan hari ini Kamis (13/9/2018) hingga pukul 11.30 WIB.
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini nampaknya mengalami technical rebound, pasca melemah selama 4 hari berturut-turut sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, harga CPO malah anjlok 1% lebih.
Selain itu, hari ini harga CPO juga mendapat energi positif dari proyeksi permintaan minyak kelapa sawit yang kuat pada bulan September ini.
Kemarin, sentimen negatif datang dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang melaporkan bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia ada akhir Agustus 2018 meningkat 12,4% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka 2,49 juta ton. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Peningkatan itu juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, di mana stok akhir minyak kelapa sawit Malaysia di bulan lalu diekspektasikan naik 9% MtM ke angka 2,41 juta ton.
Sementara itu, ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran pada Agustus 2018 juga dilaporkan turun 8,11% MtM ke level 1,1 juta ton, masih mengutip data dari MPOB. Penurunan itu lebih besar dari ekspektasi pasar yang memproyeksikan ekspor bulan lalu naik 2,3% MtM ke 1,23 juta ton.
Berita yang lumayan positif datang dari produksi CPO Malaysia yang hanya tumbuh 7,9% MtM ke 1,62 juta ton di bulan lalu, masih lebih sedikit dari prediksi penambahan sebesar 9,9% MtM ke angka 1,65 juta ton. Meski demikian, realisasi produksi bulan lalu merupakan yang tertinggi di tahun 2018 ini.
Akibat sejumlah sentimen negatif dari fundamental tersebut, harga CPO anjlok sebesar 1,28% pada perdagangan kemarin. Harga CPO lantas terperosok ke level terendahnya di bulan September ini.
BACA: Banjir Sentimen Negatif, Harga CPO Turun 4 Hari Beruntun
Karena harga CPO dianggap sudah cukup rendah (oversold), pelaku pasar terdorong untuk melakukan aksi beli. Harga CPO pun mengalami kenaikan harga (technical rebound) pada hari ini.
Selain faktor tersebut, harga CPO juga sebenarnya mendapatkan angin segar dari permintaan minyak kelapa sawit yang diproyeksikan kuat pada bulan September 2018.
Menurut seorang trader di Malaysia, pengiriman minyak kelapa sawit dapat meningkat double-digit pada bulan ini seiring melonjaknya permintaan, seperti dikutip dari Reuters.
Kuatnya ekspor minyak kelapa sawit Malaysia juga didukung oleh pajak ekspor CPO Malaysia yang diturunkan menjadi 0% pada bulan ini, turun dari 4,5% dari bulan Agustus 2018.
Peningkatan permintaan ini bahkan sudah tercermin dari ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang diestimasikan meningkat sebesar 69,5% MtM pada periode 1-10 September 2018, menurut data survei dari AmSpec Agri Malaysia.
Surveyor kargo lainnya, Societe Generale de Surveillance juga memproyeksikan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 44% MtM di periode yang sama.
(RHG/gus) Next Article Reli Berlanjut, Harga CPO di Titik Tertinggi Dalam 2 Pekan
Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini nampaknya mengalami technical rebound, pasca melemah selama 4 hari berturut-turut sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, harga CPO malah anjlok 1% lebih.
Selain itu, hari ini harga CPO juga mendapat energi positif dari proyeksi permintaan minyak kelapa sawit yang kuat pada bulan September ini.
Kemarin, sentimen negatif datang dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang melaporkan bahwa stok minyak kelapa sawit Malaysia ada akhir Agustus 2018 meningkat 12,4% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka 2,49 juta ton. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Peningkatan itu juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, di mana stok akhir minyak kelapa sawit Malaysia di bulan lalu diekspektasikan naik 9% MtM ke angka 2,41 juta ton.
Sementara itu, ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran pada Agustus 2018 juga dilaporkan turun 8,11% MtM ke level 1,1 juta ton, masih mengutip data dari MPOB. Penurunan itu lebih besar dari ekspektasi pasar yang memproyeksikan ekspor bulan lalu naik 2,3% MtM ke 1,23 juta ton.
Berita yang lumayan positif datang dari produksi CPO Malaysia yang hanya tumbuh 7,9% MtM ke 1,62 juta ton di bulan lalu, masih lebih sedikit dari prediksi penambahan sebesar 9,9% MtM ke angka 1,65 juta ton. Meski demikian, realisasi produksi bulan lalu merupakan yang tertinggi di tahun 2018 ini.
Akibat sejumlah sentimen negatif dari fundamental tersebut, harga CPO anjlok sebesar 1,28% pada perdagangan kemarin. Harga CPO lantas terperosok ke level terendahnya di bulan September ini.
BACA: Banjir Sentimen Negatif, Harga CPO Turun 4 Hari Beruntun
Karena harga CPO dianggap sudah cukup rendah (oversold), pelaku pasar terdorong untuk melakukan aksi beli. Harga CPO pun mengalami kenaikan harga (technical rebound) pada hari ini.
Selain faktor tersebut, harga CPO juga sebenarnya mendapatkan angin segar dari permintaan minyak kelapa sawit yang diproyeksikan kuat pada bulan September 2018.
Menurut seorang trader di Malaysia, pengiriman minyak kelapa sawit dapat meningkat double-digit pada bulan ini seiring melonjaknya permintaan, seperti dikutip dari Reuters.
Kuatnya ekspor minyak kelapa sawit Malaysia juga didukung oleh pajak ekspor CPO Malaysia yang diturunkan menjadi 0% pada bulan ini, turun dari 4,5% dari bulan Agustus 2018.
Peningkatan permintaan ini bahkan sudah tercermin dari ekspor minyak kelapa sawit Malaysia yang diestimasikan meningkat sebesar 69,5% MtM pada periode 1-10 September 2018, menurut data survei dari AmSpec Agri Malaysia.
Surveyor kargo lainnya, Societe Generale de Surveillance juga memproyeksikan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebesar 44% MtM di periode yang sama.
(RHG/gus) Next Article Reli Berlanjut, Harga CPO di Titik Tertinggi Dalam 2 Pekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular