
Reli Berlanjut, Harga CPO di Titik Tertinggi Dalam 2 Pekan
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
03 September 2018 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di Bursa Derivatif Malaysia bergerak menguat 0,13% ke level MYR2.251/ton pada penutupan perdagangan hari Kamis (30/08/2018).
(RHG/gus) Next Article Turun 4 Hari Beruntun, Harga CPO Berbalik Menguat
Dengan pergerakan itu, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini mampu melanjutkan relinya, pasca di sepanjang pekan lalu mampu membukukan penguatan sebesar 1,31%. Harga CPO hari ini bahkan menyentuh titik tertingginya dalam 2 pekan, atau sejak 20 Agustus 2018.
Energi penguatan bagi harga CPO hari ini masih datang dari lesunya ringgit Malaysia, sekaligus positifnya perkembangan harga minyak nabati lainnya.
Di pasar spot, mata uang ringgit Malaysia melemah sebesar 0,46% terhadap dolar AS ke MYR4,127/US$, hingga pukul 14.42 WIB hari ini. Nilai itu merupakan titik terlemah ringgit sejak November 2017. Dengan pergerakan itu, ringgit juga sudah melemah selama 3 hari berturut-turut.
Pelemahan ringgit Malaysia lantas mampu membuat harga CPO relatif lebih murah bagi pemegang mata uang asing selain ringgit. Akibatnya, muncul sentimen terkereknya permintaan, yang akhirnya mampu menopang harga CPO.
Harga CPO juga disokong oleh penguatan harga minyak nabati lainnya. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) naik 0,32%. Selama sepekan, harga komoditas agrikultur unggulan Negeri Paman Sam ini bahkan sudah menguat 0,78%.
Seperti diketahui, harga CPO akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
Terakhir, pelaku pasar cenderung menyambut positif rilis data ekspor minyak kelapa sawit Malaysia bulan Agustus 2018. Pada penghujung pejkan lalu, AmSpec Agri Malaysia mengumumkan ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran melompat 4% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 1,07 juta ton pada bulan lalu.
Ekspor di bulan September 2018 juga diestimasikan masih akan kuat, seiring pemerintah Malaysia yang menurunkan pajak ekspor minyak kelapa sawit menjadi 0% di bulan ini.
Di sisi lain, penguatan harga CPO agak terbatas oleh investor yang melakukan aksi ambil untung. Wajar saja, harga CPO naik cukup tajam dalam sepekan terakhir. Selama bulan Agustus 2018, harga CPO bahkan masih tercatat menguat 1,22%. Keuntungan yang cukup menggiurkan untuk dicairkan.
BACA: Juni-Juli Anjlok, Harga CPO Kembali Menguat Sepanjang Agustus
Energi penguatan bagi harga CPO hari ini masih datang dari lesunya ringgit Malaysia, sekaligus positifnya perkembangan harga minyak nabati lainnya.
Di pasar spot, mata uang ringgit Malaysia melemah sebesar 0,46% terhadap dolar AS ke MYR4,127/US$, hingga pukul 14.42 WIB hari ini. Nilai itu merupakan titik terlemah ringgit sejak November 2017. Dengan pergerakan itu, ringgit juga sudah melemah selama 3 hari berturut-turut.
Pelemahan ringgit Malaysia lantas mampu membuat harga CPO relatif lebih murah bagi pemegang mata uang asing selain ringgit. Akibatnya, muncul sentimen terkereknya permintaan, yang akhirnya mampu menopang harga CPO.
Harga CPO juga disokong oleh penguatan harga minyak nabati lainnya. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) naik 0,32%. Selama sepekan, harga komoditas agrikultur unggulan Negeri Paman Sam ini bahkan sudah menguat 0,78%.
Seperti diketahui, harga CPO akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
Terakhir, pelaku pasar cenderung menyambut positif rilis data ekspor minyak kelapa sawit Malaysia bulan Agustus 2018. Pada penghujung pejkan lalu, AmSpec Agri Malaysia mengumumkan ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran melompat 4% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 1,07 juta ton pada bulan lalu.
Ekspor di bulan September 2018 juga diestimasikan masih akan kuat, seiring pemerintah Malaysia yang menurunkan pajak ekspor minyak kelapa sawit menjadi 0% di bulan ini.
Di sisi lain, penguatan harga CPO agak terbatas oleh investor yang melakukan aksi ambil untung. Wajar saja, harga CPO naik cukup tajam dalam sepekan terakhir. Selama bulan Agustus 2018, harga CPO bahkan masih tercatat menguat 1,22%. Keuntungan yang cukup menggiurkan untuk dicairkan.
BACA: Juni-Juli Anjlok, Harga CPO Kembali Menguat Sepanjang Agustus
(RHG/gus) Next Article Turun 4 Hari Beruntun, Harga CPO Berbalik Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular