Stok Malaysia Bertambah, Harga CPO Turun 2 Hari Beruntun

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
06 September 2018 15:01
Harga CPO kontrak November 2018 di Bursa Derivatif Malaysia melemah sebesar 0,44% ke level MYR2.281/ton
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di Bursa Derivatif Malaysia melemah sebesar 0,44% ke level MYR2.281/ton pada perdagangan hari ini Kamis (6/9/2018) hingga pukul 14.00 WIB.   

Dengan pergerakan itu, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini sudah melemah 2 hari berturut-turut. Padahal, memasuki bulan September, harga CPO sempat perkasa, bahkan sempat menguat nyaris 2% pada perdagangan hari Selasa (4/9/2018).

BACA: Harga CPO Terbang Tinggi, Jadi Berkah Saat Rupiah Loyo

Energi negatif utama pada hari ini datang dari proyeksi bertambahnya produksi dan stok minyak kelapa sawit di Malaysia.



Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, stok akhir minyak kelapa sawit Malaysia di Agustus 2018 diekspektasikan naik 9% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke angka 2,41 juta ton. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.

Sementara itu, produksi CPO Negeri Jiran juga diprediksikan bertambah hingga 9,9% MtM ke angka 1,65 juta ton. Level itu merupakan yang tertinggi di tahun 2018 ini.

Selain itu, faktor lain yang menekan harga CPO adalah pelemahan harga minyak nabati lainnya. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) turun 0,74%. Bayang-bayang perang dagang AS-China masih menghantui komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini. 

Seperti diketahui, harga CPO akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah. 



(RHG/roy) Next Article Ringgit Terlemah Sejak November 2017, Harga CPO Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular