Ringgit Terlemah Sejak November 2017, Harga CPO Rebound

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
30 August 2018 14:05
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di bursa derivatif Malaysia bergerak menguat 0,22% ke level MYR2.222/ton
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di bursa derivatif Malaysia bergerak menguat 0,22% ke level MYR2.222/ton hingga pukul 11.30 WIB hari ini.  

Harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini mampu mencatatkan rebound, pasca pada perdagangan kemarin terkoreksi hingga 0,67%.



Kemarin, hari ini harga CPO tertekan oleh pelemahan harga minyak nabati lainnya. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (29/08/2018), harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade (CBoT) melemah hingga 0,53%.

Sehari sebelumnya, harga komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini bahkan melemah lebih dalam, hingga 0,67%. Penyebabnya tertekannya harga minyak kedelai adalah panen kedelai di Negeri Paman Sam yang diekspektasikan lebih besar dari perkiraan.

Seperti diketahui, harga CPO akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai turun, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut melemah.

BACA: Mengekor Pelemahan Harga Kedelai, Harga CPO Turun 0,13%

Meski demikian, hari ini harga minyak kedelai AS tercatat mampu pulih, dengan menguat 0,21% hingga pukul 13.00 WIB. Alhasil, harga CPO pun bisa ikut rebound mengekor jejak penguatan harga minyak kedelai.

Selain itu, faktor positif lainnya yang menopang harga CPO hari ini datang dari pelemahan mata uang Ringgit Malaysia. Mata uang negeri tetangga itu ditutup melemah sebesar 0,24% terhadap dolar AS di pasar spot, pada perdagangan kemarin.

Sementara itu, hingga pukul 13.30 WIB hari ini, ringgit juga masih terpantau terkoreksi sebesar 0,05% di level MYR4,107/US$, yang merupakan titik terendahnya sejak November 2017.

Pelemahan ringgit Malaysia lantas mampu membuat harga CPO (yang diperdagangkan dengan mata uang ringgit) relatif lebih murah bagi pemegang mata uang asing selain ringgit. Akibatnya, muncul sentimen terkereknya permintaan, yang akhirnya mampu menopang harga CPO.

Meski demikian, penguatan harga CPO hari ini terbatas oleh investor yang cenderung bermain aman, menanti rilis data ekspor minyak kelapa sawit Malaysia bulan Agustus 2018. Data ini rencananya akan dirilis oleh perusahaan surveyor kargo pada 3 September 2018 mendatang.  

(RHG/gus) Next Article Mengekor Pelemahan Harga Kedelai, Harga CPO Turun 0,13%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular