Duh, Penyebab Impor Bengkak: dari Susu Sampai Garam!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 September 2018 11:54
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak defisit di Agustus 2018.
Foto: Garam (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak defisit di Agustus 2018. Pada periode tersebut, neraca perdagangan defisit US$ 1,02 miliar.

Hal tersebut tak lepas dari posisi ekspor yang hanya US$ 15,82 miliar (4,15%) atau kurang bergeliat dibandingkan posisi impor yang mencapai US$ 16,84 miliar atau tumbuh 24,65%.

"Ini menjadi PR kita mengendalikan impor ke depan harus digalakkan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (17/9/2018).





Berdasarkan data BPS, impor konsumsi mencapai US$ 1,56 miliar atau tumbuh 30,21% (yoy), bahan baku penolong US$ 12,66 miliar, tumbuh 24,58% (yoy), dan barang modal US$ 2,62 miliar, tumbuh 21,92% (yoy).

Dari struktur penggunaan impor, golongan bahan baku dan penolong menjadi penyumbang terbesar total impor dengan persentase mencapai 75,20%, disusul barang modal 15,57% dan barang konsumsi 9,23%.

Adapun impor non-migas masih menjadi penyumbang terbesar total impor dengan persentase sebesar 85%. Berikut impor non migas terbesar beberapa golongan barang HS2 digit di Agustus terhadap Juli :
  • Susu, mentega, telur US$ 48,6 juta
  • Kapal laut dan bangunan terapung US$ 39 juta
  • Gula dan kembang gula US$ 34 juta
  • Perangkat optik US$ 19 juta
  • Garam, belerang, kapiut US$ 18,3 juta




(dru) Next Article Banjir Barang Impor Dari Mesin Pesawat sampai Ampas Makanan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular