Impor Barang Konsumsi Turun 26%, Dari Jeruk Hingga Plastik
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 March 2019 10:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada hari Jumat ini (15/3/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengumumkan neraca perdagangan (ekspor-impor).
BPS mengatakan bahwa impor barang konsumsi pada bulan Februari 2019 turun 26,94% dibanding bulan yang sama tahun 2018.
Penyebabnya adalah penurunan jumlah impor pada beberapa komoditas seperti jeruk mandarin, buah pir, mesin AC, dan beberapa barang yang terbuat dari plastik.
Artinya memang ada penurunan permintaan di beberapa komoditas buah-buahan, yang mana termasuk dalam kategori bahan pangan.
Hal ini diprediksi berkaitan dengan adanya deflasi yang terjadi pada bulan Februari di sejumlah bahan pangan.
Ketersediaan hasil tanaman pangan yang meningkat akibat mendekati masa panen raya, tampaknya membuat pelaku pasar lebih memilih untuk mengonsumsi hasil produksi dalam negeri.
Untungnya, impor barang modal hanya turun 0,8% YoY, menjadi sebesar US$ 2,19. Sejatinya, bila impor barang modal masih cukup tinggi, menandakan bahwa geliat usaha dan investasi di Indonesia masih cukup bagus.
BPS mengatakan bahwa turunnya impor juga merupakan dampak dari beberapa kebiijakan pemerintah untuk menekan impor barang konsumsi.
(taa/dru) Next Article BPS: Ekspor Desember 2018 Turun 4,62%, Impor Tumbuh 1,16%
BPS mengatakan bahwa impor barang konsumsi pada bulan Februari 2019 turun 26,94% dibanding bulan yang sama tahun 2018.
Penyebabnya adalah penurunan jumlah impor pada beberapa komoditas seperti jeruk mandarin, buah pir, mesin AC, dan beberapa barang yang terbuat dari plastik.
![]() |
Artinya memang ada penurunan permintaan di beberapa komoditas buah-buahan, yang mana termasuk dalam kategori bahan pangan.
Hal ini diprediksi berkaitan dengan adanya deflasi yang terjadi pada bulan Februari di sejumlah bahan pangan.
Ketersediaan hasil tanaman pangan yang meningkat akibat mendekati masa panen raya, tampaknya membuat pelaku pasar lebih memilih untuk mengonsumsi hasil produksi dalam negeri.
Untungnya, impor barang modal hanya turun 0,8% YoY, menjadi sebesar US$ 2,19. Sejatinya, bila impor barang modal masih cukup tinggi, menandakan bahwa geliat usaha dan investasi di Indonesia masih cukup bagus.
BPS mengatakan bahwa turunnya impor juga merupakan dampak dari beberapa kebiijakan pemerintah untuk menekan impor barang konsumsi.
(taa/dru) Next Article BPS: Ekspor Desember 2018 Turun 4,62%, Impor Tumbuh 1,16%
Most Popular