
BPJS Kesehatan Defisit, Saham KAEF & KLBF Dilepas Investor
Roy Franedya, CNBC Indonesia
17 September 2018 10:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) jatuh di zona marah. Penyebabnya, klaim pembayaran obat yang belum dibayarkan BPJS Kesehatan.
Harga saham KLBF anjlok 2,02% menjadi Rp 1.210 per saham. Saham KLBF sudah diperdagangkan 264 kali dengan volume 677 ribu lembar saham. Total transaksi Rp 824 juta.
Harga saham KAEF turun 0,85% menjadi Rp 2.340 per saham. KAEF telah ditransaksikan sebanyak 20 kali dengan volume 23 ribu lembar saham. Total transaksi Rp 54,42 juta.
Kedua emiten ini merupakan produsen obat generik.
Asal tahu saja, industri farmasi melalui Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) mengajukan surat kepada Menteri Kesehatan, bernomor: 098/Ext-/PP-GPFI/VIII/2018, tanggal 13 Agustus 2018, perihal: Hutang Jatuh Tempo Obat dan Alkes (Alat Kesehatan) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) Belum Dibayar Mencapai Rp 3,5 triliun per Juli 2018.
Kesulitan membayar klaim obat BPJS ini akan membuat rantai pasok obat dan alat kesehatan akan bermasalah. Industri farmasi dan distributor obat tentu akan kesulitan untuk menyalurkan obat ke rumah sakit.
GPFI juga sudah menyampaikan keluhan tersebut langsung ke istana.
"Kendala finansial ini tidak lepas dari desain program JKN yang masih belum sempurna ditambah lagi dengan permasalahan penghitungan dana talangan per tahun," kata Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho dilansir laman KSP, Senin (17/9/2018).
(roy/dru) Next Article Waduh! Tunggakan BPJS ke Kalbe Farma Capai Rp 300 M
Harga saham KLBF anjlok 2,02% menjadi Rp 1.210 per saham. Saham KLBF sudah diperdagangkan 264 kali dengan volume 677 ribu lembar saham. Total transaksi Rp 824 juta.
Asal tahu saja, industri farmasi melalui Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) mengajukan surat kepada Menteri Kesehatan, bernomor: 098/Ext-/PP-GPFI/VIII/2018, tanggal 13 Agustus 2018, perihal: Hutang Jatuh Tempo Obat dan Alkes (Alat Kesehatan) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) Belum Dibayar Mencapai Rp 3,5 triliun per Juli 2018.
Kesulitan membayar klaim obat BPJS ini akan membuat rantai pasok obat dan alat kesehatan akan bermasalah. Industri farmasi dan distributor obat tentu akan kesulitan untuk menyalurkan obat ke rumah sakit.
GPFI juga sudah menyampaikan keluhan tersebut langsung ke istana.
"Kendala finansial ini tidak lepas dari desain program JKN yang masih belum sempurna ditambah lagi dengan permasalahan penghitungan dana talangan per tahun," kata Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho dilansir laman KSP, Senin (17/9/2018).
(roy/dru) Next Article Waduh! Tunggakan BPJS ke Kalbe Farma Capai Rp 300 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular