Utang Valas MRT Jakarta Bebas Risiko, Ini Rahasianya

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 September 2018 12:59
Di tengah pelemahan rupiah terhadap mata uang utama dunia sepanjang 2018, PT MRT Jakarta justru terhindar dari risiko kurs. Kok bisa?
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pelemahan rupiah terhadap mata uang utama dunia sepanjang tahun ini, nilai utang perusahaan nasional yang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) pun meningkat. Namun, risiko ini tidak terjadi pada pinjaman PT MRT Jakarta.

Meski mengantongi pinjaman senilai total 199 miliar yen (Rp 26 triliun) dari JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk membangun proyek mass rapid transit (MRT) di Ibu Kota, perseroan tidak dipusingkan oleh pelemahan rupiah.

Padahal, sepanjang tahun berjalan kurs rupiah tergerus sebesar 10,14% terhadap mata uang Negeri Sakura tersebut atau lebih parah daripada gerusan dolar AS terhadap rupiah yang hanya sebesar 9,5%. 

Apa rahasianya? Direktur Keuangan dan Administrasi Tuhiyat memaparkan skema pinjaman untuk proyek yang akan beroperasi secara komersial pada Maret 2019 itu menjadi faktor penentu yang membuat pinjaman tersebut terbebas dari risiko kurs.

"Jadi, kontraktor melakukan penagihan ke PT MRT Jakarta, untuk kemudian diverifikasi. Selanjutnya setelah divalidasi, barulah dananya turun langsung dari JICA," ujarnya dalam Studium Generale Universitas Darma Persada di Jakarta pada Jumat (14/8/2018).

Skema pendanaan tersebut, lanjutnya, memberikan dua kelebihan dibandingkan dengan skema pendanaan konvensional, salah satunya berupa ketiadaan kewajiban hedging (lindung nilai).

"Ini menurut saya lebih unggul dalam dua hal. Pertama, lebih kuat dari sisi governance (tata kelola), dan kedua dari sisi risiko valas yang berujung kewajiban hedging," ujar Tuhiyat.

Dengan skema tersebut, perseroan tidak dipusingkan oleh risiko fraud (peluang korupsi) karena pencairan dana pinjaman tersebut disesuaikan dengan kemajuan riil proyek. Perseroan juga tidak dipusingkan oleh risiko valas karena dana pinjaman dicairkan langsung kreditur kepada kontraktor.

Selama belum ada kebutuhan pendanaan, dana pinjaman tersebut tidak tercatat ke dalam kas PT MRT Jakarta yang berujung pada kewajiban pembayaran bunga utang meski dana belum terserap.

Kini, kemajuan proyek MRT pertama di Indonesia tersebut telah mencapai 95,96% per Agustus. Dalam pengoperasiannya 6 bulan ke depan, MRT tersebut memiliki kapasitas untuk memindahkan 150.000-170.000 komuter per hari dengan waktu tempuh dari Lebak Bulus Ke Bundaran HI selama 30 menit.

(ags/hps) Next Article Jawara Transportasi, MRT Jakarta Raih CNBC Indonesia Awards

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular