
Rupiah Terkendali, Saham Blue Chip Beterbangan
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 September 2018 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham blue chip pada perdagangan hari ini naik tinggi setelah sempat tertekan pada perdagangan awal hingga pertengahan pekan ini. Upaya pemerintah dan Bank Indonesia menangani depresiasi nilai tukar rupiah menjadi katalis investor memborong saham blue chip tersebut.
Dimulai dari saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada pukul 11.25 WIB naik 4,75% ke level Rp 44.075/saham. Meskipun harga per unit cukup "mahal" volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,4 juta saham senilai Rp 60,95 miliar.
Saham PT Astar International Tbk (ASII) juga melesat 4,04% ke level Rp 7.075/saham. Volume perdagangan mencapai 18,33 juta saham senilai Rp 127,78 miliar.
Lalu ada juga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang naik 3,36% ke level Rp 6.175/saham. Volume perdagangan mencapai 2,27 juta saham senilai Rp 13,8 miliar.
Terakhir saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 1,72% ke level Rp 72.400/saham. Volume perdagangan mencapai 315 ribu saham senilai Rp 22,64 miliar.
Langkah pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 kepada 1.147 barang impor menjadi 10% menjadi salah satu katalis yang mendorong pasar saham domestik.Langkah pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 kepada 1.147 barang impor menjadi 10% menjadi salah satu katalis yang mendorong pasar saham domestik.
Minimnya dampak terkait aturan tersebut dirasakan bagi emiten PT Astra International Tbk (ASII) yang mengatakan mayoritas kendaraan roda empat (4 wheels) mereka diproduksi secara lokal.
Pada Juli 2018, ASII mengimpor hanya 17.885 unit kendaraan roda empat atau 5.5% dari total penjualan perseroan. Pada periode yang sama, ASII melalui anak usahanya mengekspor 114,84 ribu unit kendaraan Toyota dan Daihatsu.
"Tetap mempertahankan beli (BUY) dengan SOP berbasis Rp 9.200 sebagai target price (upside 36%)," ujar analis RHB.
Sementara itu, kebijakan tersebut juga tidak akan berdampak pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Diskusi yang telah dilakukan kepada perseroan didapat bahwa sekitar 99% produk shampoo dan sabun perseroan diproduksi secara lokal.
Sebagai distributor dan pengecer produk konsumsi ritel, perseroan memiliki 9 fasilitas produksinya di dalam negeri. Selama 5 tahun kedepan, UNVR juga menargetkan untuk mengalokasikan anggaran belanja modal US$ 500 juta untuk memperluas fasilitas produksi perawatan, makanan dan produk rumah tangganya.
(hps/roy) Next Article 8 Emiten Ini Baik Bener Bagi Dividen Interim Pas Lagi Corona
Dimulai dari saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada pukul 11.25 WIB naik 4,75% ke level Rp 44.075/saham. Meskipun harga per unit cukup "mahal" volume perdagangan saham UNVR mencapai 1,4 juta saham senilai Rp 60,95 miliar.
Saham PT Astar International Tbk (ASII) juga melesat 4,04% ke level Rp 7.075/saham. Volume perdagangan mencapai 18,33 juta saham senilai Rp 127,78 miliar.
Lalu ada juga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang naik 3,36% ke level Rp 6.175/saham. Volume perdagangan mencapai 2,27 juta saham senilai Rp 13,8 miliar.
Langkah pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 kepada 1.147 barang impor menjadi 10% menjadi salah satu katalis yang mendorong pasar saham domestik.Langkah pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 kepada 1.147 barang impor menjadi 10% menjadi salah satu katalis yang mendorong pasar saham domestik.
Minimnya dampak terkait aturan tersebut dirasakan bagi emiten PT Astra International Tbk (ASII) yang mengatakan mayoritas kendaraan roda empat (4 wheels) mereka diproduksi secara lokal.
Pada Juli 2018, ASII mengimpor hanya 17.885 unit kendaraan roda empat atau 5.5% dari total penjualan perseroan. Pada periode yang sama, ASII melalui anak usahanya mengekspor 114,84 ribu unit kendaraan Toyota dan Daihatsu.
"Tetap mempertahankan beli (BUY) dengan SOP berbasis Rp 9.200 sebagai target price (upside 36%)," ujar analis RHB.
![]() |
Sementara itu, kebijakan tersebut juga tidak akan berdampak pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Diskusi yang telah dilakukan kepada perseroan didapat bahwa sekitar 99% produk shampoo dan sabun perseroan diproduksi secara lokal.
Sebagai distributor dan pengecer produk konsumsi ritel, perseroan memiliki 9 fasilitas produksinya di dalam negeri. Selama 5 tahun kedepan, UNVR juga menargetkan untuk mengalokasikan anggaran belanja modal US$ 500 juta untuk memperluas fasilitas produksi perawatan, makanan dan produk rumah tangganya.
(hps/roy) Next Article 8 Emiten Ini Baik Bener Bagi Dividen Interim Pas Lagi Corona
Most Popular