
Harga Minyak Tinggi, Laba Chandra Asri Turun 33,79%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 September 2018 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami penurunan laba bersih sepanjang semester I-2018 sebesar 33,79% menjadi Rp 115,20 juta (Rp 1,67 triliun, kurs Rp 14.500/US$). Dari laba bersih di periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 174,01 juta (Rp 2,52 triliun).
Padahal, pada periode tersebut perusahaan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 7,59% ke US$ 1,28 miliar (Rp 18,64 triliun) dari pendapatan di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,19 miliar (Rp 17,33 triliun).
Penyebab utama penurunan laba bersih karena perusahaan mengalami kenaikan beban pokok pendapatan menjadi sebesar US$ 1,04 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 903,06 juta.
Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian dari selisih kurs yang mencapai US$ 7,97 juta dari sebelumnya perusahaan memperoleh keuntungan yang sebesar US$ 479 ribu.
Dengan demikian perusahaan juga ikut mengalami penurunan laba per saham dari sebelumya US$ 0,0104 menjadi US$ 0065 per saham.
Meski demikian, perusahaan mengalami kenaikan total aset menjadi sebesar US$ 2,99 miliar, terdiri dari US$ 1,35 miliar aset lancar dan US$ 1,64 miliar aset tak lancar.
Kemudian, perusahaan berhasil menekan total liabilitas perusahaan dari sebelumnya US$ 1,31 miliar di akhir 2017 menjadi US$ 1,26 miliar. Utang jangka panjang sebesar US$ 722,57 juta dan jangka pendek sebesar US$ 540,24 juta.
Ekuitas perusahaan juga naik menjadi US$ 1,73 miliar dari US$ 1,66 miliar di akhir Desember 2017.
(hps/hps) Next Article Perbaiki Kinerja, Chandra Asri Tambah Kapasitas Produksi
Padahal, pada periode tersebut perusahaan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 7,59% ke US$ 1,28 miliar (Rp 18,64 triliun) dari pendapatan di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,19 miliar (Rp 17,33 triliun).
Penyebab utama penurunan laba bersih karena perusahaan mengalami kenaikan beban pokok pendapatan menjadi sebesar US$ 1,04 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 903,06 juta.
Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian dari selisih kurs yang mencapai US$ 7,97 juta dari sebelumnya perusahaan memperoleh keuntungan yang sebesar US$ 479 ribu.
Meski demikian, perusahaan mengalami kenaikan total aset menjadi sebesar US$ 2,99 miliar, terdiri dari US$ 1,35 miliar aset lancar dan US$ 1,64 miliar aset tak lancar.
Kemudian, perusahaan berhasil menekan total liabilitas perusahaan dari sebelumnya US$ 1,31 miliar di akhir 2017 menjadi US$ 1,26 miliar. Utang jangka panjang sebesar US$ 722,57 juta dan jangka pendek sebesar US$ 540,24 juta.
Ekuitas perusahaan juga naik menjadi US$ 1,73 miliar dari US$ 1,66 miliar di akhir Desember 2017.
(hps/hps) Next Article Perbaiki Kinerja, Chandra Asri Tambah Kapasitas Produksi
Most Popular