
Investor Cemaskan Iran dan Venezuela, Harga Minyak Dunia Naik
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 September 2018 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik sepanjang pekan ini. Kekhawatiran terhadap seretnya pasokan menjadi faktor pendongrak harga si emas hitam.
Pekan ini, harga minyak jenis brent naik 2,11%. Sementara jenis light sweet juga menikmati kenaikan harga 1,57%.
Pelaku pasar mencemaskan potensi berkurangnya pasokan minyak di pasar global. Pertama karena sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.
Belum lama ini, AS telah mengenakan sanksi kepada Negeri Persia berupa blokade akses untuk mendapatkan mata uang dolar AS, penjualan emas dan barang tambang lainnya, sampai ke sektor otomotif. Presiden AS Donald Trump juga mengancam untuk memberikan sanksi kepada siapa saja yang berbisnis dengan Iran.
Sanksi dan ancaman Negeri Adidaya membuat nyali pelaku usaha di sektor energi ciut. Beberapa perusahaan asing sudah hengkang dari proyek energi di Iran, karena khawatir terkena amukan Paman Trump.
Akibat hambatan investasi ini, produksi minyak Iran terus melorot. Rata-rata produksi minyak Iran pada Agustus 2018 adalah 3,55 juta barel/hari. Turun 4,05% dibandingkan bulan sebelumnya dan 6,33 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Kedua adalah Venezuela, yang sama dengan Iran juga mengalami penurunan produksi. Rata-rata produksi harian di Venezuela pada Agustus 2018 adalah 1,38 juta barel/hari. Turun 2,82% dibandingkan bulan sebelumnya dan anjlok 29,95% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Krisis ekonomi-sosial-politik di Venezuela berdampak kepada kelesuan di sektor energi. Kebijakan Presiden Nicolas Maduro yang nasionalistik juga membuat investor asing memilih meninggalkan negara yang banyak melahirkan Miss Universe tersebut.
Iran dan Venezuela adalah dua negara yang memainkan peran penting di pasar minyak dunia. Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel pada akhir 2017. Sementara Iran duduk di peringkat ketiga dengan cadangan terbukti 147,22 miliar barel.
Jika pasokan dari dua negara tersebut terhambat, maka bisa mempengaruhi pasar. Dibayangi kekhawatiran berkurangnya pasokan di pasar global, harga minyak pun bergerak naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Pekan ini, harga minyak jenis brent naik 2,11%. Sementara jenis light sweet juga menikmati kenaikan harga 1,57%.
Pelaku pasar mencemaskan potensi berkurangnya pasokan minyak di pasar global. Pertama karena sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.
Belum lama ini, AS telah mengenakan sanksi kepada Negeri Persia berupa blokade akses untuk mendapatkan mata uang dolar AS, penjualan emas dan barang tambang lainnya, sampai ke sektor otomotif. Presiden AS Donald Trump juga mengancam untuk memberikan sanksi kepada siapa saja yang berbisnis dengan Iran.
Sanksi dan ancaman Negeri Adidaya membuat nyali pelaku usaha di sektor energi ciut. Beberapa perusahaan asing sudah hengkang dari proyek energi di Iran, karena khawatir terkena amukan Paman Trump.
Akibat hambatan investasi ini, produksi minyak Iran terus melorot. Rata-rata produksi minyak Iran pada Agustus 2018 adalah 3,55 juta barel/hari. Turun 4,05% dibandingkan bulan sebelumnya dan 6,33 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Kedua adalah Venezuela, yang sama dengan Iran juga mengalami penurunan produksi. Rata-rata produksi harian di Venezuela pada Agustus 2018 adalah 1,38 juta barel/hari. Turun 2,82% dibandingkan bulan sebelumnya dan anjlok 29,95% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Krisis ekonomi-sosial-politik di Venezuela berdampak kepada kelesuan di sektor energi. Kebijakan Presiden Nicolas Maduro yang nasionalistik juga membuat investor asing memilih meninggalkan negara yang banyak melahirkan Miss Universe tersebut.
Iran dan Venezuela adalah dua negara yang memainkan peran penting di pasar minyak dunia. Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel pada akhir 2017. Sementara Iran duduk di peringkat ketiga dengan cadangan terbukti 147,22 miliar barel.
Jika pasokan dari dua negara tersebut terhambat, maka bisa mempengaruhi pasar. Dibayangi kekhawatiran berkurangnya pasokan di pasar global, harga minyak pun bergerak naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Most Popular