
Internasional
Mau Lepas dari AS, Eropa Kaji Sistem Transfer Pengganti SWIFT
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
29 August 2018 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Eropa akan mulai menciptakan sistem transfer uang otonom dari sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication/SWIFT yang berlaku saat ini.
"Itu tidak akan mudah, tetapi kami sudah mulai melakukannya," kata Maas dalam Konferensi Duta Besar tahunan di Berlin pada hari Senin (27/8/2018), yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti dan dilansir dari RT. "Kami mempelajari usulan-usulan untuk saluran dan sistem pembayaran, lebih independen dari SWIFT, dan untuk menciptakan dana moneter Eropa."
Maas juga mengumumkan rencana-rencana untuk mengungkapkan strategi kebijakan luar negeri baru terhadap Amerika Serikat (AS).
"Ini adalah waktu yang tepat untuk mengkalibrasi ulang Kerja Sama Transatlantik-secara rasional, kritis, dan bahkan kritis terhadap diri sendiri," katanya, sebagaimana dikutip oleh RIA Novosti.
Pekan lalu, Maas mengimbau untuk memperkuat otonomi Eropa dengan menciptakan saluran pembayaran yang terlepas dari AS dan membentuk 'Dana Moneter Eropa'.
Tujuan dari pembuatan sistem mandiri ini kabarnya terkait dengan penarikan diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran dan tindakannya dalam menerapkan kembali sanksi ekonomi ke Republik Islam tersebut.
Berhubung Brussels tetap berkomitmen terhadap kesepakatan yang ditandatangani Tehran dan negara-negara adidaya di tahun 2015, Uni Eropa harus memberlakukan 'Blocking Statute' demi melindungi bisnis-bisnis Eropa yang beroperasi di Iran dari sanksi AS.
Blocking Statute adalah undang-undang yang diterapkan oleh suatu wilayah hukum guna menghindari penerapan undang-undang dari negara lain.
Namun, langkah tersebut gagal melindungi perusahaan-perusahaan besar Eropa di Iran seperti Total, Maersk, dan Mercedes. Sebab, mereka tidak dapat berfungsi sendiri tanpa sistem perbankan internasional dan pasar keuangan internasional yang didominasi AS.
SWIFT adalah jaringan keuangan yang menyediakan transfer lintas batas bernilai tinggi kepada para anggotanya di seluruh dunia. Jaringan tersebut berbasis di Belgia, tetapi dewannya mencakup eksekutif dari bank-bank AS dengan undang-undang federal AS yang memperbolehkan pemerintah menindak bank dan regulator di seluruh dunia.
Jaringan itu mendukung sebagian besar pesan antarbank, serta menghubungkan lebih dari 11.000 lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Pada bulan Mei, Gubernur Russian Central Bank Elvira Nabiullina mengatakan negaranya sudah menciptakan sistem transfer uang nasional yang dapat melindungi sektor perbankannya dari potensi pemutusan layanan transfer SWIFT. Tindakan tersebut dipicu oleh hukuman anti-Rusia yang bertubi-tubi dikeluarkan oleh Washington sejak tahun 2014 dengan berbagai alasan.
Alasan yang dikemukakan AS termasuk reunifikasi dengan Krimea, dugaan keterlibatan konflik militer di daerah timur Ukraina, dugaan campur tangan pemilu kepresidenan AS dan dugaan peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal di Inggris.
(prm) Next Article Maksimalkan Remitansi, Bank Mandiri Gabung SWIFT-GPI
"Itu tidak akan mudah, tetapi kami sudah mulai melakukannya," kata Maas dalam Konferensi Duta Besar tahunan di Berlin pada hari Senin (27/8/2018), yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti dan dilansir dari RT. "Kami mempelajari usulan-usulan untuk saluran dan sistem pembayaran, lebih independen dari SWIFT, dan untuk menciptakan dana moneter Eropa."
Maas juga mengumumkan rencana-rencana untuk mengungkapkan strategi kebijakan luar negeri baru terhadap Amerika Serikat (AS).
Pekan lalu, Maas mengimbau untuk memperkuat otonomi Eropa dengan menciptakan saluran pembayaran yang terlepas dari AS dan membentuk 'Dana Moneter Eropa'.
Tujuan dari pembuatan sistem mandiri ini kabarnya terkait dengan penarikan diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran dan tindakannya dalam menerapkan kembali sanksi ekonomi ke Republik Islam tersebut.
Berhubung Brussels tetap berkomitmen terhadap kesepakatan yang ditandatangani Tehran dan negara-negara adidaya di tahun 2015, Uni Eropa harus memberlakukan 'Blocking Statute' demi melindungi bisnis-bisnis Eropa yang beroperasi di Iran dari sanksi AS.
Blocking Statute adalah undang-undang yang diterapkan oleh suatu wilayah hukum guna menghindari penerapan undang-undang dari negara lain.
Namun, langkah tersebut gagal melindungi perusahaan-perusahaan besar Eropa di Iran seperti Total, Maersk, dan Mercedes. Sebab, mereka tidak dapat berfungsi sendiri tanpa sistem perbankan internasional dan pasar keuangan internasional yang didominasi AS.
SWIFT adalah jaringan keuangan yang menyediakan transfer lintas batas bernilai tinggi kepada para anggotanya di seluruh dunia. Jaringan tersebut berbasis di Belgia, tetapi dewannya mencakup eksekutif dari bank-bank AS dengan undang-undang federal AS yang memperbolehkan pemerintah menindak bank dan regulator di seluruh dunia.
Jaringan itu mendukung sebagian besar pesan antarbank, serta menghubungkan lebih dari 11.000 lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Pada bulan Mei, Gubernur Russian Central Bank Elvira Nabiullina mengatakan negaranya sudah menciptakan sistem transfer uang nasional yang dapat melindungi sektor perbankannya dari potensi pemutusan layanan transfer SWIFT. Tindakan tersebut dipicu oleh hukuman anti-Rusia yang bertubi-tubi dikeluarkan oleh Washington sejak tahun 2014 dengan berbagai alasan.
Alasan yang dikemukakan AS termasuk reunifikasi dengan Krimea, dugaan keterlibatan konflik militer di daerah timur Ukraina, dugaan campur tangan pemilu kepresidenan AS dan dugaan peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal di Inggris.
(prm) Next Article Maksimalkan Remitansi, Bank Mandiri Gabung SWIFT-GPI
Most Popular