Internasional

Eropa Minta Tak Dijatuhi Sanksi Bila Berbisnis Dengan Iran

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 June 2018 15:36
Trump mengancam akan memberikan sanksi pada perusahaan yang berbisnis dengan Teheran setelah AS mundur dari kesepakatan Nuklir Iran.
Foto: Dok Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara kuat di Eropa mengatakan mereka mau bekerja sama dengan pemerintahan Trump untuk mengatasi "tindakan mengacaukan" dari Iran. Namun, mereka ingin Washington terlebih dahulu sepakat untuk tidak menghukum industri di Benua Eropa atas bisnis mereka dengan negara Timur Tengah.

Mereka mengincar pengecualian untuk berbagai sektor, mulai dari kesehatan sampai energi, serta jaminan bahwa institusi keuangan dapat memfasilitasi transaksi dengan bank sentral Iran tanpa mengkhawatirkan pembalasan. Perusahaan-perusahaan termasuk raksasa minyak asal Perancis, Total dan produsen pesawat Airbus telah mengumumkan kesepakatan senilai miliaran dolar dengan Iran sejak sanksi dicabut di tahun 2016.

Para menteri dari Inggris, Perancis, Jerman dan Uni Eropa menuliskan permintaan mereka dalam sebuah surat untuk pejabat tinggi Trump yang berhasil didapatkan The New York Times dan dipublikasikan secara daring di hari Rabu (6/6/2018). Melansir dari CNBC International, The Wall Street Journal adalah pihak pertama yang memberitakan surat itu.

Surat itu merupakan langkah terbaru dalam kebuntuan yang sedang dialami transatlantik setelah Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran di tahun 2015 dan kembali memberlakukan sanksi meluas ke negara itu. Pemerintah Trump juga berencana untuk menerapkan sanksi kedua yang mengancam akan melarang perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan Iran dari pasar AS.

Uni Eropa (UE) menentang kesepakatan itu dan mengambil langkah untuk melindungi perusahaan mereka. Meskipun begitu, perusahaan dan bank besar yang menjadi sandaran Iran untuk mendorong perekonomiannya berkata mereka tidak tahan dengan ancaman sanksi AS dan akan menghentikan ikatan bisnis dengan Tehran kecuali Washington memberi pengecualian.

Dalam surat itu, para menteri keuangan, perekonomian dan luar negeri mengakui kemampuan mereka terbatas untuk menahan pengaruh AS terhadap pasar global.

"Untuk keadaan mereka saat ini, sanksi kedua AS bisa mencegah UE melanjutkan keringanan sanksi yang berarti untuk Iran," kata para menteri.

Iran mengatakan pihaknya akan keluar dari kesepakatan itu jika tidak lagi menambahkan keuntungan ekonomi yang cukup untuk terus menyetujui pembatasan program nuklir dan membuka fasilitasnya untuk diperiksa. Tehran sepakat dengan ketentuan itu di tahun 2015 setelah mengalami sanksi internasional selama bertahun-tahun karena terbukti melakukan riset rahasia dalam mengembangkan senjata nuklir.


Pada hari Selasa (5/6/2018), para menteri meminta Trump memberi penghapusan sanksi ke sektor-sektor kunci Eropa dengan secara khusus menyebutkan sektor energi, otomotif, penerbangan sipil dan infrastruktur. Mereka meminta pemerintah agar memberi pengakuan publik bahwa industri-industri seperti farmasi dan kesehatan tidak akan dijatuhi sanksi.

Mereka meminta pengecualian untuk transaksi dengan bank sentral Iran dan bank tidak termasuk ke dalam sanksi UE. Mereka juga meminta Washington untuk mempertahankan akses Iran ke layanan pesan keyangan SWIFT, memberi perusahaan Eropa waktu untuk perlahan mengurangi bisnisnya di negara itu dan memungkinkan anak perusahaan asing dari perusahaan Eropa untuk terus melakukan transaksi dengan Iran.

Menurut Eropa, sanksi AS berisiko bagi benua itu karena mengancam kemampuan mereka mempertahankan kesepakatan nuklir, yang bisa mempermudah Iran dalam mengembangkan senjata nuklir dan memicu perang juga persaingan di Timur Tengah.

Keluarnya Iran dari kesepakatan itu akan "mengganggu suatu wilayah di mana konflik tambahan bisa berakibat bencana," kata para menteri Eropa mengingatkan. Mereka berkata kesepakatan di tahun 2015 memberi fondasi untuk membahas kekhawatiran yang sama-sama dialami AS terkait program misil balistik Iran, keterlibatannya dalam konflik di Timur Tengah dan cakupan program nuklirnya setelah kesepakatan 2015 berakhir di 2025.


"Sebagai sekutu, kami berharap Amerika Serikat akan menahan diri dari mengambil langkah yang merugikan kepentingan keamanan Eropa," kata para menteri.

"Maka dari itu kami meminta jaminan dari Anda bahwa AS tidak akan mengambil tindakan yang bisa menurunkan kemampuan untuk" mempertahankan kesepakatan nuklir, kata mereka.

Surat itu dikirim ke Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.


(roy) Next Article Slovenia Umumkan Epidemi Covid-19 Berakhir, Luar Biasa!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular