Setahun Lagi, Kita Tagih Janji Jokowi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 August 2018 12:35
Ini Dia Janji Jokowi Soal Transaksi Berjalan
Presiden Jokowi (Foto: Biro Setpres)

Faktor domestik inilah yang coba ditangani oleh pemerintah dan BI, karena sentimen eksternal memang di luar kuasa mereka. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah beberapa kali menggelar rapat kabinet untuk mengatasi pelemahan rupiah dan defisit transaksi berjalan. Tidak hanya dengan para pembantunya, Kepala Negara pun sudah beberapa kali mengundang para pengusaha untuk membicarakan isu itu

Teranyar, Jokowi mengundang para pengusaha ke Istana Negara kemarin. "Masalah current account deficit ini adalah masalah yang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki. Saya kira kita akan fokus ke sana," tegas Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Bahkan Jokowi punya target yang ambisius untuk menyelesaikan problem utama ini. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menargetkan bisa menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan dalam waktu setahun. Anda tidak salah baca, betul setahun. Atau 12 bulan. Atau 365 hari.


Bicara soal transaksi berjalan tentu menyinggung soal fundamental atau struktur perekonomian. Selama Indonesia masih doyan barang impor, tentu transaksi berjalan akan selalu defisit. Oleh karena itu, perlu dibangun struktur ekonomi yang bisa menghindarkan Indonesia dari ketergantungan terhadap impor. Menciptakan struktur ini yang perlu waktu, setahun pasti tidak akan cukup.

Sebab, membangun struktur ekonomi yang bisa meredam impor berarti melakukan industrialisasi. Bila industri dalam negeri tumbuh dengan baik, maka produksi mereka akan naik dan mampu memenuhi tambahan permintaan acap kali ekonomi domestik membaik.

Industrialisasi lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Semua pemerintahan, semua presiden, semua menteri, bicara soal industrialisasi. Namun sudah lama pertumbuhan industri pengolahan melambat, selalu di bawah pertumbuhan ekonomi.

Pada kuartal II-2018, industri pengolahan hanya tumbuh 3,97%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi umum yang mencapai 5,27%. Pertumbuhan industri pada kuartal II-2018 merupakan laju terlambat sejak kuartal III-2017.

Membangun industri butuh banyak waktu, tenaga, dan uang. Sebelum membangun industri, butuh prasayarat yaitu ketersediaan infrastruktur. Percuma membangun industri kalau listrik tidak ada, jalan tidak tersedia, jauh dari pelabuhan, dan sebagainya. Infrastruktur Indonesia harus dibenahi terlebih dulu sebelum masuk ke industrialisasi.

Itu yang perlu dilakukan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan secara permanen, secara jangka panjang. Mustahil dilakukan dalam setahun, kecuali memakai cara Bandung Bondowoso yang bisa membangun 1.000 candi dalam semalam.

Namun, defisit transaksi berjalan juga bisa diperbaiki lewat jalur cepat. Quick win. Caranya adalah dengan upaya penyelamatan yang sudah dan sedang dilakukan pemerintah.

Ada dua cara. Pertama adalah rencana pemerintah membatasi impor barang konsumsi dengan cara menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22.

Saat ini, ada 900 produk impor yang dikenakan PPh 22 dengan tarif 2,5-7,5%. Pemerintah tengah mengkaji barang konsumsi apa saja yang akan pajaknya akan dinaikkan dalam rangka meredam impor.


Sedangkan kebijakan kedua adalah keseriusan pemerintah dalam menerapkan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar. Aturan yang dikenal dengan istilah B20 ini digadang-gadang mampu menekan impor secara signifikan sehingga mengurangi devisa yang 'terbang' ke luar negeri.


Jika dua kebijakan ini ditempuh, maka bisa saja derasnya impor bisa diredam. Dampaknya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan terbantu. Kalau dua kebijakan ini, dampaknya mungkin saja bisa dirasakan dalam waktu setahun seperti janji Jokowi.

Namun jika ingin solusi yang lebih cespleng, maka mau tidak mau industri harus dikembangkan. Industri dalam negeri yang kuat akan menjaga fundamental Indonesia tetap kokoh. Industri dalam negeri yang kuat akan membuat Indonesia berdikari tanpa banyak bergantung kepada impor. Industri dalam negeri yang kuat akan menjadi benteng pelindung bagi rupiah.

Untuk sementara, kita pegang dulu saja janji Jokowi. Jangan lupa, tahun depan kita tagih janjinya membenahi defisit transaksi berjalan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular