
Analisis Teknikal
Tembus Level Psikologis 6.000, Mampukah IHSG Menguat Lagi?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 August 2018 08:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Selasa (27/8/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali menguat dengan rentang pergerakan antara 6.000 hingga 6.065.
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan penutupan kemarin yang membentuk pola lilin putih penuh (white marubozu) yang memberikan sinyal naik (bullish) kuat untuk perdagangan selanjutnya.
Indeks cenderung menguat menurut indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) karena telah membentuk persilangan emas (golden cross).
Kemarin, indeks mulai dibuka dengan penguatan (gap up) sebanyak 25 poin (+0,42%), kemudian indeks menguat dengan level tertingginya pada pukul 11:58 di level 6.018. Sentimen dari sektor keuangan dengan masih berlanjut dengan reli kenaikan selama 5 hari berturut-turut.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit bank umum kepada pihak ketiga yang tumbuh 10,8% secara tahunan (year-on-year/YOY), melampaui capaian yang sama 2017 yang tumbuh sebesar 7,7%.
Akhirnya, sesi satu ditutup dengan apresiasi 0,76% (+45 poin) ke level 6.014, adapun nilai transaksi sesi I mencapai Rp 3,7 triliun dengan pembelian bersih (net buy) investor asing sebesar Rp 222 miliar di pasar reguler.
Memasuki sesi II, indeks sebenarnya cenderung bergerak datar hingga penutupan perdagangan pukul 15:50 WIB, sebelum kemudian berhasil menguat di sesi pasca penutupan (after market).
Investor asing mulai masuk bursa, jika pada sesi satu membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 222 miliar, maka pada sesi II investor asing menambah pembelian saham, sehingga secara akumulatif per hari ini mencatatkan net buy Rp 944 miliar dan mendorong indeks naik lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan penutupan kemarin yang membentuk pola lilin putih penuh (white marubozu) yang memberikan sinyal naik (bullish) kuat untuk perdagangan selanjutnya.
Indeks cenderung menguat menurut indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) karena telah membentuk persilangan emas (golden cross).
![]() |
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit bank umum kepada pihak ketiga yang tumbuh 10,8% secara tahunan (year-on-year/YOY), melampaui capaian yang sama 2017 yang tumbuh sebesar 7,7%.
Akhirnya, sesi satu ditutup dengan apresiasi 0,76% (+45 poin) ke level 6.014, adapun nilai transaksi sesi I mencapai Rp 3,7 triliun dengan pembelian bersih (net buy) investor asing sebesar Rp 222 miliar di pasar reguler.
Memasuki sesi II, indeks sebenarnya cenderung bergerak datar hingga penutupan perdagangan pukul 15:50 WIB, sebelum kemudian berhasil menguat di sesi pasca penutupan (after market).
Investor asing mulai masuk bursa, jika pada sesi satu membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 222 miliar, maka pada sesi II investor asing menambah pembelian saham, sehingga secara akumulatif per hari ini mencatatkan net buy Rp 944 miliar dan mendorong indeks naik lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular