Simak Penjelasan Mengapa Saham Ini Paling Rugi dalam Sepekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 August 2018 13:43
Simak Penjelasan Mengapa Saham Ini Paling Rugi dalam Sepekan
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini kehilangan 108,25 poin atau turun 1,78% ke 5.968,75 pada perdagangan akhir pekan ini. Berikut ini lima saham yang membukukan koreksi terburuk pada periode yang sama.



Pertama, saham PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun 38,6% ke 2.660, menyusul aksi jual yang sehat dari pelaku pasar. Alasannya, saham perusahaan jasa transportasi laut dan logistik nasional ini terhitung sudah sangat mahal.

Perusahaan yang fokus pada pengangkutan komoditas energi, terutama batu bara, ini telah mencatatkan rasio harga terhadap laba per saham (price to earning ratio/PER) sebesar 80 kali dengan kapitalisasi pasar Rp 13 triliun.

Di sisi lain, belum ada konfirmasi dari pihak perseroan mengenai aksi korporasi atau aspek fundamental lainnya yang melegitimasi kenaikan harga sahamnya dalam beberapa waktu terakhir.

Kedua, harga saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) pekan ini turun 8,4% ke Rp 2.300, membagikan kisah yang berbalik dari sepekan sebelumnya. Jika pekan lalu IMAS masuk dalam daftar lima saham paling cuan, pekan ini IMAS justru mencatatkan pelemahan mingguan terparah.

Koreksi ini terjadi setelah data otomotif yang keluar pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa pangsa pasar Indomobil pada Juli turun menjadi 9,8%, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 12,8%. Padahal sampai dengan Maret 2018, pendapatan grup Salim di bidang otomotif ini masih naik 12% berkat kenaikan permintaan kendaraan komersil (truk, mobil, dan sejenisnya).

Beberapa merek mobil yang beredar di Indonesia di bawah jalur distribusi Indomobil antara lain Audi, Datsun, Hino, John Deere, Nissan, Renault, Suzuki, dan Volkswagen. Selain itu, perusahaan juga menyediakan jasa penyewaan mobil dan penjualan mobil bekas.


Ketiga, saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) melemah 6,7% ke Rp 222 per unit setelah terangkat lebih dari 23% sejak sebulan terakhir setelah pemerintah mengumumkan kebijakan biodisel wajib (B-20) guna mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini akan menguntungkan produsen minyak sawit mentah seperti BWPT.

Hanya saja, kabar terbaru dari Negeri Jiran menyebutkan bahwa ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah 9% menjadi 821.485 ton pada Juli yang mengindikasikan turunnya permintaan dunia pada bulan itu.


K
eempat, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) turun 6,2% ke 488 per unit setelah perseroan melaporkan penurunan kinerjanya secara fundamental. Emiten yang mengembangkan kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta, ini pendapatannya tertekan 2,3% pada semester pertama tahun ini menjadi Rp 1,52 triliun.

Pada periode yang sama, laba bersih perusahaan yang memiliki saham di tol Cikopo-Palimanan ini turun lebih parah yakni sebesar 12,8% menjadi Rp 361 miliar. Akibatnya, dua rasio profitabilitas perseroan pun berbalik menjadi negatif.

Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) semester I-2018 tercatat sebesar -2,9% sedangkan pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) menjadi -1,5%.

K
elima, saham PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) turun 5,2% ke 730 sepanjang pekan ini. Koreksi itu terjadi mengiringi meninggalnya komisaris independen perseroan yakni Robert Brail, yang juga Ketua Dana Pensiun (Dapen) Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB).

Menilai tidak ada dampak material atas peristiwa tersebut, perseroan belum menempatkan orang baru sebagai komisaris independen menggantikan almarhum yang merupakan sosok petinggi dana pensiun tersebut. Sebagaimana diketahui, dapen merupakan salah satu investor institusi dalam industri pasar modal. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular