Harga Minyak Naik Bawa Terbang Saham PGAS, MEDC dan ELSA

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
23 August 2018 10:49
Kenaikan harga saham-saham migas tersebut ditopang oleh volume perdagangan yang cukup besar.
Foto: Reuters
Jakarta, CNCB Indonesia - Saham-saham dari sektor energi, khususnya minyak dan gas, melenggang naik seiring dengan kenaikan harga kenaikan minyak di pasar internasional dan kinerja yang meningkat signifikan.

Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pagi ini hingga 10.00 WIB naik 5,70% ke level Rp 2.040/saham. Lalu saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) naik 2,81% dan saham PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 2,22%.

Kenaikan harga saham-saham migas tersebut ditopang oleh volume perdagangan yang cukup besar. Dimana saham PGAS ditransaksikan sebanyak 91,68 juta saham senilai Rp 184,5 miliar.
PGAS Ditopang Kinerja Keuangan

Salah satu sentimen yang mendorong kenaikan harga saham PGAS kinerja keuangan PGAS yang meningkat signifikan. Pada semester I-2018, laba bersih PGAS tumbuh signifikan 191% menjadi senilai US$ 145,94 juta atau lebih dari Rp 2 triliun.

Nilai laba perseroan tersebut jauh di atas konsesus yang diperkirakan sebelumnya yaitu tumbuh sekitar 65% hingga 68% pada periode tersebut.

Lonjakan kenaikan laba tersebut, didorong dengan pendapatan perseroan yang meningkat 14,98% secara year on year (YoY). Tercatat pada semester I tahun ini pendapatan perseroan menjadi senilai US$ 1,62 miliar atau Rp 23,66 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada semester I-2017 senilai US$ 1,41 miliar (Rp 20,58 triliun).
MEDC Jelaskan Bisnis Migas

Sementara itu, volume perdagangan saham MEDC tercatat mencapai 11,06 juta saham senilai Rp 10,16 miliar. Saham MEDC tahun ini cenderung terkoreksi.

Dalam materi public expose perseroan memaparkan, saat ini produksi minyak perseroan tercatat naik 6,8% year on year (YoY) menjadi 33,1 million barrels oil equivalent per day (MBOEPD).

Produksi gas perseroan tercatat meningkat 9,3% yoy pada periode yang sama menjadi 263,7 million standard cubic feet per day (MMSCFD) pada periode yang sama.

Sedangkan harga realisasi rata-rata minyak senilai US$ 66,8 per barrel sepanjang semester I 2018 dan harga rata-rata gas sebesar US$ 6 per million britidh termal unit (MMBTU) pada periode yang sama.

Hingga saat ini, perseroan menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas nya hingga 100 MBOEPD dari rata-rata produksi yang dipertahankan sebesar 85 MBOEPD. Target penambahan produksi migas berasal dari kapasitas produksi migas Block A di Provinsi Aceh yang sudah dikomersialisasikan pada awal Agustus 2018.

Perseroan menargetkan meningkatkan penjualan komersial migas di Aceh pada kuartal III tahun ini. Selain itu, MEDC juga terus memonetisasi penemuan gas domestik serta menyelesaikan pengembangan proyek Senoro fase 2 FEED.

Pengembangan proyek Senoro Fase 2 tersebut diperkirakan daoat menambah produksi lebih dari 450 MMSCFD.

Selanjutnya melalui Medco Power Indonesia, perseroan mencatatkan kenaikan 28,4% yoy produksi listrik dengan kenaikan tarif listrik sebesar 56,3%. Selain itu kapasitas bruto naik menjadi 2.795 MW dengan beroperasinya Sarulla Geothermal (330 MW).

Selain itu, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara mencatat penurunan 45,8% produksi tembaga menjadi 74 juta lbs pada semester I tahun ini. Sedangkan produksi emas juga turun 77,5% menjadi 35,6 k oz.

Selain daftar operasional bisnis dalam negeri, perseroan juga memiliki sekitar lima portofolio aset internasional migas yang tersebar di luar Indonesia.

Salah satunya berlokasi di negara Oman, melalui kontrak service untuk Karim Small Field dengan nilai partisipasi sebesar 51% dan blok eksplorasi (Blok 56) dengan nilai partisipasi sebesar 50%. Total produksi yang didapat dari lokasi tersbeut sebesar 8,0 MBOEPD.
Laba ELSA Naik 8 Kali

Terakhir saham ELSA, volume peradagang tercatat mencapai 23 juta saham senilai Rp 8,5 miliar.

Kinerja ELSA naik signifikan hingga delapan kali lipat pada semester I-2018 ini. Jumlah laba bersih pada periode tersebut tercatat Rp 127,66 miliar dibandingkan Rp 14,44 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Laba ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan perusahaan mencapai 46,46% menjadi Rp 2,91 triliun pada akhir Juni 2018 dibanding dengan akhir Juni 2017 yang sebesar Rp 1,99 triliun.
Harga Minyak

Sementara itu di pasar dunia, harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 turun tipis 0,07% ke level US$74,73/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak Oktober 2018 mampu naik sebesar 0,15% ke US$67,96/barel pada perdagangan hari ini Selasa (21/08/2018) hingga pukul 10.00 WIB.

Dengan pergerakan tersebut, harga minyak light sweet yang menjadi acuan di AS naik selama 6 hari berturut-turut. Sementara itu, harga minyak brent yang menjadi acuan di Eropa sedikit terkoreksi akibat investor yang mewaspadai hasil pertemuan perdagangan AS-China.

Hari ini, harga minyak masih disokong oleh menurunnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat (AS). Rilis resmi dari US Energi Information Administration (EIA) menyatakan cadangan minyak AS turun 5,8 juta barel pada pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya. Jauh dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu turun 1,5 juta barel.



(hps/roy) Next Article Harga Minyak Cetak Rekor, Harga Saham Emiten Energi Melonjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular