
Analisis Teknikal
Terus Merayap Naik, IHSG Berpotensi Lanjutkan Reli
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
23 August 2018 08:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Kamis (23/8/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat memperpanjang reli kenaikan, setelah kemarin menguat 52 poin (+0,88%) ke 5.944.
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan penutupan kemarin yang membentuk pola lilin putih pendek (short white candle) disertai kenaikan level ketika perdagangan dibuka (gap up).
Investor mulai melirik saham-saham unggulan (blue chip) yang terdiskon setelah indeks tertekan hebat pekan lalu. Karenanya, IHSG diam-diam merayap naik mendekati 6.000. IHSG dinikai memiliki prospek pertumbuhan setelah data penjualan otomoti megindikasikan konsumsi masyarakat masih tumbuh.
Masih terdapat peluang menguat bagi IHSG berdasarkan analisis teknikal. Indikator stochastic slow menunjukan IHSG masih berada pada area netral. Artinya pasar belum melihat kejenuhan pada level sekarang.
Indikator stochastic slow merupakan indikator teknikal yang mampu menunjukan tingkat kejenuhan pasar, apakah pasar sudah berada pada posisi jenuh jual (oversold) atau pada posisi jenuh beli (overbought).
Kemarin, IHSG mengawali perdagangan dengan penguatan (gap up) sebesar 7 poin (+0,12%), kemudian cenderung menguat karena investor merasa level IHSG sekarang masih bisa naik lebih tinggi lagi. Sesi I pun akhirnya ditutup menguat 41 poin ke 5.933 (+0,7%).
Memasuki sesi II, IHSG kembali menguat didorong oleh sektor konsumer dan industri dasar yang membuat IHSG naik lebih tinggi hingga 1,05% pada pukul 14:51. Investor asing masih melepas kepemilikannya dengan penjualan bersih (net sell) Rp 26,28 miliar di pasar reguler.
Pada pagi hari ini, bursa utama Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi di antaranya Indeks Dow Jones (-0,34%), S&P 500 (-0,04%) dan Nasdaq (+0,38%). Namun bursa utama Asia dibuka menguat seperti Indeks Nikkei (+0,17%) dan KOSPI (+0,2%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan penutupan kemarin yang membentuk pola lilin putih pendek (short white candle) disertai kenaikan level ketika perdagangan dibuka (gap up).
Investor mulai melirik saham-saham unggulan (blue chip) yang terdiskon setelah indeks tertekan hebat pekan lalu. Karenanya, IHSG diam-diam merayap naik mendekati 6.000. IHSG dinikai memiliki prospek pertumbuhan setelah data penjualan otomoti megindikasikan konsumsi masyarakat masih tumbuh.
Indikator stochastic slow merupakan indikator teknikal yang mampu menunjukan tingkat kejenuhan pasar, apakah pasar sudah berada pada posisi jenuh jual (oversold) atau pada posisi jenuh beli (overbought).
![]() |
Memasuki sesi II, IHSG kembali menguat didorong oleh sektor konsumer dan industri dasar yang membuat IHSG naik lebih tinggi hingga 1,05% pada pukul 14:51. Investor asing masih melepas kepemilikannya dengan penjualan bersih (net sell) Rp 26,28 miliar di pasar reguler.
Pada pagi hari ini, bursa utama Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi di antaranya Indeks Dow Jones (-0,34%), S&P 500 (-0,04%) dan Nasdaq (+0,38%). Namun bursa utama Asia dibuka menguat seperti Indeks Nikkei (+0,17%) dan KOSPI (+0,2%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Berpotensi Menguat, di Tengah Koreksi Bursa Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular