Internasional
Menkeu Akan Beri Penjelasan ke Investor, Lira Turki Menguat
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 August 2018 15:48
Istanbul, CNBC Indonesia - Mata uang Turki, lira, mencatatkan reli 3% hari Kamis (16/8/2018) jelang pemaparan Menteri Keuangan Berat Albayrak kepada investor. Pasar tampaknya mengesampingkan sentimen negatif dari pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menolak mencabut bea impor baja Turki bahkan jika negara itu membebaskan pastor AS.
Lira telah mendapat dorongan dari pengumuman yang disampaikan hari Rabu malam bahwa Qatar berjanji untuk berinvestasi US$15 miliar (Rp 218,9 triliun) di Turki dan Albayrak dijadwalkan akan meyakinkan investor dalam conference call hari Kamis ini.
Mata uang yang telah terdepresiasi 34% terhadap dolar AS tahun ini, menguat ke posisi 5,75 Kamis pagi dari penutupan 5,95 hari sebelumnya.
Lira telah rebound cukup tajam dari posisi rekor terendahnya 7,24 pekan ini menyusul langkah bank sentral untuk menahan laju depresiasi lebih jauh, Reuters melaporkan. Mata uang ini telah terpukul akibat pengaruh Presiden Recep Tayyip Erdogan terhadap kebijakan moneter negaranya dan perseteruan dengan AS.
JPMorgan mengatakan langkah yang diambil otoritas Turki menunjukkan pemerintah berkomitmen untuk menstabilkan kurs melalui upaya teknikal, seperti melarang transaksi swap valuta asing dan membatalkan lelang repo untuk mendorong rata-rata biaya dana.
Para investor mengatakan conference call Albayrak akan menjadi ujian penting apakah Turki dapat meyakinkan pasar bahwa kebijakan moneternya tidak tersandera pengaruh politik.
Bank sentral Turki memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya dalam rapat terakhir beberapa waktu lalu meskipun inflasi telah meroket hingga lebih dari 15%, jauh di atas target 5%.
Erdogan telah berulang kali menyebut dirinya "musuh kenaikan suku bunga" dan terus-menerus meminta bunga rendah demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
(prm) Next Article Krisis Lira, Menkeu: Turki Tidak Berencana Minta Bantuan IMF
Lira telah mendapat dorongan dari pengumuman yang disampaikan hari Rabu malam bahwa Qatar berjanji untuk berinvestasi US$15 miliar (Rp 218,9 triliun) di Turki dan Albayrak dijadwalkan akan meyakinkan investor dalam conference call hari Kamis ini.
Mata uang yang telah terdepresiasi 34% terhadap dolar AS tahun ini, menguat ke posisi 5,75 Kamis pagi dari penutupan 5,95 hari sebelumnya.
JPMorgan mengatakan langkah yang diambil otoritas Turki menunjukkan pemerintah berkomitmen untuk menstabilkan kurs melalui upaya teknikal, seperti melarang transaksi swap valuta asing dan membatalkan lelang repo untuk mendorong rata-rata biaya dana.
Para investor mengatakan conference call Albayrak akan menjadi ujian penting apakah Turki dapat meyakinkan pasar bahwa kebijakan moneternya tidak tersandera pengaruh politik.
Bank sentral Turki memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya dalam rapat terakhir beberapa waktu lalu meskipun inflasi telah meroket hingga lebih dari 15%, jauh di atas target 5%.
Erdogan telah berulang kali menyebut dirinya "musuh kenaikan suku bunga" dan terus-menerus meminta bunga rendah demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
(prm) Next Article Krisis Lira, Menkeu: Turki Tidak Berencana Minta Bantuan IMF
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular