Rupiah Bergejolak, Barang Impor di e-Commerce Akan Dibatasi

Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 August 2018 16:45
Pemerintah akan membatasi masuknya 500 komoditas impor.
Foto: Desain : Freepik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan melakukan pengendalian terhadap 500 komoditas impor. Kebijakan ini untuk menyelamatkan rupiah dan menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pihaknya bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan akan segera melansir daftar 500 barang impor yang akan dikendalikan. 

Salah satu yang akan dibatasi adalah impor barang konsumsi. Kemenkeu dan Kementerian Perindustrian dan Menteri Perdagangan akan mengambil langkah pengendalian, terutama barang konsumsi yang melonjak tinggi. 

"Kalau barang ini melonjak tinggi tapi tidak strategis maka akan dikendalikan, ini termasuk belanja online dari luar, yang mengkontribusikan bahan konsumsi, tegas mengendalikan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (14/8/2018). 

Selain itu, menyetop impor barang modal yang dikendalikan oleh pemerintah dan perusahaan pelat merah, termasuk duet Pertamina dan PLN. 

Ia mengatakan untuk dua perusahaan pla proyek infrastruktur pemerintah, maka tingkat kandungan dalam negeri akan dioptimalkan. 

"Semua yang request impor disetop selama 6 bulan ke depan, dilihat apakah neraca pembayaran membaik."

Dengan sejumlah langkah itu, Pemerintah berharap defisit transaksi berjalan bisa melandai bahkan meluncur jatuh secara signifikan, meskipun ada beberapa sektor yang akan terkena dampak. 

"Kita tunjukan kepada dunia, bahwa fundamental bagus, kalau kerawanan akan tegas melakukan koreksi potensi kerawanan itu," papar Menkeu. 

"Saya sampaikan di kabinet, kita melihat detail beberapa komoditas menyumbang impor terbesar, apakah komoditas ini disetop, ditunda. Untuk itu, kerja sama sejumlah menteri penting untuk menahan banjirnya barang impor dan mengurangi tekanan terhadap CAD." 


(roy) Next Article BI Sudah Ingatkan Agar e-Commerce Jangan Jadi Bumerang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular