Impor Dikurangi, Pertumbuhan Ekonomi Dikorbankan
13 August 2018 17:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya menekan angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang semakin lebar. Caranya yaitu dengan menekan impor yang menjadi beban rupiah berpijak.
Meskipun tujuan tersebut ditempuh untuk menciptakan stabilitas perekonomian nasional, khususnya nilai tukar rupiah, namun bendahara negara tak memungkiri ada risiko besar dari upaya menekan defisit transaksi berjalan.
"Kalau kurangi impor, berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (13/8/2018).
Keputusan pemerintah untuk menekan impor, memang bakal memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, bendahara negara mengaku sudah memiliki skenario tersendiri.
"Skenario seperti itu harus kita siapkan, apabila situasi semakin dinamis dan menekan," tegasnya.
Meskipun tidak merinci skenario yang dimaksud, namun Sri Mulyani menegaskan prioritas pemerintah saat ini adalah ikut serta menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah.
Komitmen pemerintah, telah ditunjukkan melalui kebijakan pemanfaatan B20 untuk mengurangi impor bahan baku minyak, rencana menunda proyek infrastruktur, hingga memberikan insentif bagi eksportir.
"Kami akan tetap menjaga risiko tidak tereskalasi karena faktor dari luar," tegas Sri Mulyani.
(dru)
Meskipun tujuan tersebut ditempuh untuk menciptakan stabilitas perekonomian nasional, khususnya nilai tukar rupiah, namun bendahara negara tak memungkiri ada risiko besar dari upaya menekan defisit transaksi berjalan.
"Kalau kurangi impor, berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (13/8/2018).
Keputusan pemerintah untuk menekan impor, memang bakal memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, bendahara negara mengaku sudah memiliki skenario tersendiri.
"Skenario seperti itu harus kita siapkan, apabila situasi semakin dinamis dan menekan," tegasnya.
Meskipun tidak merinci skenario yang dimaksud, namun Sri Mulyani menegaskan prioritas pemerintah saat ini adalah ikut serta menjaga stabilitas, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah.
Komitmen pemerintah, telah ditunjukkan melalui kebijakan pemanfaatan B20 untuk mengurangi impor bahan baku minyak, rencana menunda proyek infrastruktur, hingga memberikan insentif bagi eksportir.
"Kami akan tetap menjaga risiko tidak tereskalasi karena faktor dari luar," tegas Sri Mulyani.
Artikel Selanjutnya
Sri Mulyani: Ekonomi RI 2018 Paling Rendah Tumbuh 5,17%
(dru)