Ulasan Teknikal

Hati-hati! Ada Potensi Tren Koreksi IHSG Sepekan ke Depan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 August 2018 14:11
emana IHSG mengarah sepekan ini? Tim Riset CNBC Indonesia mengulasnya sebagai berikut.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara tahun berjalan/year to date turun 462 poin atau minus 7,29%. Kemana IHSG mengarah sepekan ini? Tim Riset CNBC Indonesia mengulasnya sebagai berikut.

Pelemahan IHSG awal pekan ini dipengaruhi sentimen kuat dalam negeri serta global. Sentimen paling kuat berasal dari rilis data transaksi berjalan (current account) oleh Bank Indonesia (BI), BI mengumumkan data kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.

Akibatnya rupiah menjadi tertekan dan jatuh cukup dalam, pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.610. Rupiah melemah 0,97% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Adapun sentimen global yang paling membuat was-was berasal depresiasi mata uang turki, lira anjlok 8% pada hari Senin (13/8/2018), investor khawatir akan krisis ekonomi Turki yang bisa meluas ke ekonomi global.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sepekan ini? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:

Foto: CNBC Indonesia/Yazid Muamar

Sumber: Reuters

Jika dilihat dari awal tahun (Primary Trend), IHSG masih bergerak dowtrend dengan level tertingginya terjadi pada tanggal 20 Februari 2018 pada level 6.693 dan level terendahnya terjadi pada tanggal 4 Juli 2018 pada level 5.560.

Sedangkan pada jangka menengah (medium trend), IHSG terlihat bergerak menyamping (sideways) dengan level penghalang (resistance) harga naik pada 6.117 dan level penopang (support) harga turun pada 5.633.

Pada senin (6/8/2018) awal pekan lalu IHSG ditutup pada level 6.077, kemudian cenderung turun karena sudah mendekati level jenuh belinya (overbought), sehingga ada kemungkinan IHSG akan melanjutkan tren sideways nya dan melemah mendekati level support pada 5.560 yang akan dicapai dalam beberapa pekan.

Mengacu pada beberapa indikator teknikal seperti stochastic slow, penurunan IHSG hari ini belum mencapai level jenuh jualnya (oversold) sehingga ada kemungkinan IHSG mengalami penurunan dalam beberapa hari mendatang.

Sedangkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) juga menunjukan IHSG pada kecenderungan menurun atau posisi persilangan mati (dead cross).

Berdasarkan indikator rerata pergerakan harga (moving average), IHSG bergerak dibawah garis rerata lima, sepuluh dan dua puluh hari (MA 5, MA 10 dan Ma 20) artinya IHSG sedang tertekan dalam jangka pendeknya dan besar kemungkinan melanjutkan tren jangka menengahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular