Internasional

Lira Anjlok Parah Akibat Terlalu Bergantung Pada Modal Asing

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
13 August 2018 12:21
Menunggu China tolong Turki
Foto: REUTERS/Kemal Aslan
Para pakar mengatakan pemberitaan di Financial Times hari Jumat dengan menyebutkan kekhawatiran European Central Bank (ECB) tentang tiga bank besar di Turki turut mendorong penjualan besar-besaran di sektor perbankan Eropa.

Artikel itu mengatakan Mekanisme Pengawasan Tunggal, yang memonitor bank untuk ECB, memantau relasi dengan Turki secara lebih ketat dalam beberapa bulan terakhir. 

Sebagian besar bank yang terdampak adalah BBVA dari Spanyol, Unicredit dari Italia dan BNP Paribas dari Prancis yang semuanya beroperasi di Turki.

"Nampaknya itu terbatas ke beberapa bank dan tidak terlihat menimbulkan risiko sistemis, meski tentu saja mempertimbangkan [emberitaan FT, hari ini bukanlah milik bank-bank Eropa-bahkan yang tidak terlibat sekalipun," kata Marc Chandler selaku Kepala Strategy Gaji Tetap di Brown Brohers Harriman.

Unicredit memiliki lebih dari 40% saham di bank Turki yang bernama Yapi Kredi. Sebelumnya di awal pekan ini, bank itu mengatakan kinerja Yapi Kredi baik dan bisa menyerap kerugian nilai tukar asing, menurut FT. Hal tersebut terjadi sebelum penurunan tajam euro di hari Jumat.

Demikian pula BBVA, yang memiliki hampir setengah sahamnya, dikabarkan menyebut Garanti Bank siap untuk situasi ini. Saham BBVA turun 5% di hari Jumat dan BNP Paribas anjlok 3%.

"[Erdogan] akan tetap kuat, memohon kepada Tuhan, menyalahkan Amerika Serikat dan memancing semua orang dengan membuat pengumuman besar tentang berbincang dengan Putin dan melakukan kesepakatan dengan Iran terkait sesuatu...Satu-satunya negara yang bisa membantu mereka selain barat dan institusi keuangan adalah China. Mari lihat apa yang China lakukan. Bagi saya itu lebih penting," kata Cook.

Erdogan berkata dia sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di hari Jumat, tetapi tidak jelas apa peran yang akan dimainkan Rusia. Sementara itu, AS tetap menjadi peran kunci.

"Ketegangan yang meningkat antara AS dan Turki selama beberapa pekan terakhir akan memakan banyak waktu untuk diselesaikan," kata Jackson. "Ada delegasi dari Turki ke Washington di awal pekan ini, tetapi mereka pulang dengan tangan hampa. Ada rintangan yang cukup besar. Ketidakpastian terus membayangi, investor akan berpikir sanksi macam apa lagi yang akan diterapkan AS."

Tekanan ke Turki bisa melanjutkan beban terhadap pasar berkembang. "Ada banyak kisah negatif. Sudah ada perang dagang...perekonomian China melambat, sehingga itu membuat pasar berkembang buruk sebagai kelas aset," kata Jackson.

Chandler mengatakan pasar kini melihat ke Asia, di mana pelemahan lebih dalam terjadi di Senin pagi. Dia berhadap tekanan untuk tetap berada di pasar berkembang.

"Ini seperti banjir 100 tahun untuk Turki, tetapi Apa yang anda lakukan saat banjir selama 100 tahun, membeli lebih banyak asuransi banjir? Model quant akan menunjukkan ini adalah tindakan ekstrim, tetapi saya rasa itu saja tidak akan menarik orang-orang untuk mengambil yang terbawah," katanya.

(roy/roy)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular