
Aturan PLTS Terbit, Emiten Ini Targetkan Pendapatan Naik 200%
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
08 August 2018 19:47
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA), emiten yang bergerak di bidang energi baru terbarukan, menarget pendapatan perusahaan bisa meningkat 200% pada tahun ini.
Managing Director TGRA Lasman Citra mengaku pendapatan akan digenjot dengan utilitas bisnis secara penuh dan penjualan pembangkit rooftop dengan menyediakan jasa teknis dan pemasok suku cadang yang utamanya untuk PLTS.
Target perusahaan bisa saja moncer, mengingat Kementerian ESDM tengah menyiapkan aturan soal panel surya dimana memungkinkan pengguna teknologi ini untuk jual beli listrik langsung dengan PT PLN (Persero).
"Utility scale karena belum dilakukan tender oleh PLN, kami fokus dengan yang ada di Australia. Kami punya 5 proyek di sana. Kedua kami fokus untuk rooftop, itu business to business dengan hotel di mana kami sebagai operator," tutur Lasman di kantornya, Rabu (8/8/2018).
Target pendapatan perusahaan untuk tahun ini mencapai Rp 88 miliar, dengan laba bersih senilai Rp 6,9 miliar.
Dia mengaku pada bulan ini akan ada proyek yang mulai beroperasi (commercial operation date/COD), namun belum bisa diinformasikan karena akan disampaikan oleh mitra Terregra.
Menurut Lasman, bisnis perusahaan untuk penyediaan surya panel berbentuk rooftop cukup potensial. Walau kapasitas listrik yang disediakan tidak tergolong besar, bila penggunaan tinggi bisa diperoleh kapasitas yang cukup besar.
"Konsep kami, seperti di Bali itu kecil cuma 200 KW, tapi kalau b to b bisa 100-200 kali, itu bisa achieve 50-100 MW. Itu target kami," jelas Lasman.
Sementara itu, untuk proyek PLTMH perusahaan memiliki proyek pembangkit hidro berjumlah sembilan pembangkit. Dua di antaranya, yang terletak di Aceh tergolong besar dengan kapasitas masing-masing sebesar 50 MW dan 139 MW.
"Setelah kami lakukan full feasibility study dari Swiss, hasilnya postif sekali di mana kita bisa develop menjadi 375 MW. Target jangka panjang kami (hingga 2023) adalah 500 MW, dengan tambn itu sudah dekat sekali dengan target," ungkapnya
PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menargetkan dapat membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas 500 megawatt (MW) hingga 2023 mendatang. Mengejar itu, perusahaan memperkirakan butuh belanja modal (capital expenditure/capex) hingga US$ 1 miliar. Perusahaan memperkirakan pendanaan atas itu akan dipenuhi dalam bentuk pinjaman sebesar 70%.
"30% sendiri, equity. Secara korporasi akan ada coporate action sampai tahap itu. Wacana right issue ada, mungkin tahun depan," kata Managing Director TGRA Lasman Citra di kantornya, Rabu (8/8/2018).
Sementara itu, untuk sepanjang tahun ini perseroan telah menyerap Rp 28 miliar. Adapun total yang dianggarkan oleh perusahaan adalah sekitar Rp 50-60 miliar untuk equity.
"Rp 50-60 miliar itu lebih ke equity, karena kalau capex kan pada saat pembangkit beoperasi kan," jelas Lasmana.
Lasmana mengaku perusahaan masih akan fokus pada investasi dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga perusahaan belum dapat menjanjikan adanya pembagian dividen, setidaknya hingga pembangkit telah mulai beroperasi.
(gus) Next Article Anak Usaha ADRO Masuk Bisnis Pembangkit Tenaga Surya
Managing Director TGRA Lasman Citra mengaku pendapatan akan digenjot dengan utilitas bisnis secara penuh dan penjualan pembangkit rooftop dengan menyediakan jasa teknis dan pemasok suku cadang yang utamanya untuk PLTS.
"Utility scale karena belum dilakukan tender oleh PLN, kami fokus dengan yang ada di Australia. Kami punya 5 proyek di sana. Kedua kami fokus untuk rooftop, itu business to business dengan hotel di mana kami sebagai operator," tutur Lasman di kantornya, Rabu (8/8/2018).
Target pendapatan perusahaan untuk tahun ini mencapai Rp 88 miliar, dengan laba bersih senilai Rp 6,9 miliar.
Dia mengaku pada bulan ini akan ada proyek yang mulai beroperasi (commercial operation date/COD), namun belum bisa diinformasikan karena akan disampaikan oleh mitra Terregra.
Menurut Lasman, bisnis perusahaan untuk penyediaan surya panel berbentuk rooftop cukup potensial. Walau kapasitas listrik yang disediakan tidak tergolong besar, bila penggunaan tinggi bisa diperoleh kapasitas yang cukup besar.
"Konsep kami, seperti di Bali itu kecil cuma 200 KW, tapi kalau b to b bisa 100-200 kali, itu bisa achieve 50-100 MW. Itu target kami," jelas Lasman.
Sementara itu, untuk proyek PLTMH perusahaan memiliki proyek pembangkit hidro berjumlah sembilan pembangkit. Dua di antaranya, yang terletak di Aceh tergolong besar dengan kapasitas masing-masing sebesar 50 MW dan 139 MW.
"Setelah kami lakukan full feasibility study dari Swiss, hasilnya postif sekali di mana kita bisa develop menjadi 375 MW. Target jangka panjang kami (hingga 2023) adalah 500 MW, dengan tambn itu sudah dekat sekali dengan target," ungkapnya
PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menargetkan dapat membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas 500 megawatt (MW) hingga 2023 mendatang. Mengejar itu, perusahaan memperkirakan butuh belanja modal (capital expenditure/capex) hingga US$ 1 miliar. Perusahaan memperkirakan pendanaan atas itu akan dipenuhi dalam bentuk pinjaman sebesar 70%.
"30% sendiri, equity. Secara korporasi akan ada coporate action sampai tahap itu. Wacana right issue ada, mungkin tahun depan," kata Managing Director TGRA Lasman Citra di kantornya, Rabu (8/8/2018).
Sementara itu, untuk sepanjang tahun ini perseroan telah menyerap Rp 28 miliar. Adapun total yang dianggarkan oleh perusahaan adalah sekitar Rp 50-60 miliar untuk equity.
"Rp 50-60 miliar itu lebih ke equity, karena kalau capex kan pada saat pembangkit beoperasi kan," jelas Lasmana.
Lasmana mengaku perusahaan masih akan fokus pada investasi dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga perusahaan belum dapat menjanjikan adanya pembagian dividen, setidaknya hingga pembangkit telah mulai beroperasi.
(gus) Next Article Anak Usaha ADRO Masuk Bisnis Pembangkit Tenaga Surya
Most Popular