
Anak Usaha ADRO Masuk Bisnis Pembangkit Tenaga Surya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 August 2018 15:34

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Power (AP) menunggu pengumuman hasil pra qualification proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) milik PLN yang berkapasitas 100 megawatt di Sumatera. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 100 juta (Rp 1,44 triliun, kurs Rp 14.400/US$).
Direktur Utama Adaro Power Muhamad Effendi mengatakan PLTS ini nantinya akan terdiri dari beberapa titik di Sumatera.
"Kita sudah mengikuti pra qualification, itu ada 100 megawatt di Sumatera yang terdiri dari beberapa area. Nah kalau nanti PLN akan datang dengan request fot proposal, kita akan masuk ke situ," kata Effendi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (30/8).
Meski optimis dengan PLTS ini, perusahaan menilai biaya untuk membangun pembangkit listrik ini masih mahal. Pasalnya, solar panel yang menjadi kunci dari pembangkit ini masih didatangkan dari luar negeri alias impor.
Namun, Effendi menyebutkan bahas mahalnya cost ini bisa disiasati dengan meningkatkan volume produksinya sehingga harga jual listriknya bisa lebih bersaing dengan harga jual ke PLN.
"Kalau sedikit masih belum bisa, tapi kita masih belajar bagaimana membangun dan mengoperasikannya," jelas dia.
Sebelum masuk untuk mengambil proyek dari PLN, sebelumnya perusahaan sudah terlebih dahulu mengembangkan pembangkit listrik dengan solar panel berkapasita 100 kilowatt untuk kebutuhan internal perusahaan.
Selain membangun PLTS, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ini mengambil langkah serius untuk mendukung usaha pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan (renewable energy).
Perusahaan mengakui saat ini tengah dalam proses visibility study untuk mengembangkan pembangkit listrik geothermal dan biomass.
(hps/hps) Next Article Wah! Pendapatan Hingga Laba ADRO Tertinggi Dalam Sejarah
Direktur Utama Adaro Power Muhamad Effendi mengatakan PLTS ini nantinya akan terdiri dari beberapa titik di Sumatera.
"Kita sudah mengikuti pra qualification, itu ada 100 megawatt di Sumatera yang terdiri dari beberapa area. Nah kalau nanti PLN akan datang dengan request fot proposal, kita akan masuk ke situ," kata Effendi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (30/8).
Namun, Effendi menyebutkan bahas mahalnya cost ini bisa disiasati dengan meningkatkan volume produksinya sehingga harga jual listriknya bisa lebih bersaing dengan harga jual ke PLN.
"Kalau sedikit masih belum bisa, tapi kita masih belajar bagaimana membangun dan mengoperasikannya," jelas dia.
Sebelum masuk untuk mengambil proyek dari PLN, sebelumnya perusahaan sudah terlebih dahulu mengembangkan pembangkit listrik dengan solar panel berkapasita 100 kilowatt untuk kebutuhan internal perusahaan.
Selain membangun PLTS, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ini mengambil langkah serius untuk mendukung usaha pemerintah dalam mengembangkan energi terbarukan (renewable energy).
Perusahaan mengakui saat ini tengah dalam proses visibility study untuk mengembangkan pembangkit listrik geothermal dan biomass.
(hps/hps) Next Article Wah! Pendapatan Hingga Laba ADRO Tertinggi Dalam Sejarah
Most Popular