INDEF: Stimulus Fiskal Gagal, PDB Bakal Melambat di Sisa 2018

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
08 August 2018 12:31
Capaian ekonomi naik signifikan di kuartal II-2018 dibandingkan kuartal I-2018 sebesar 5,06%.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia pada kuartal Il-2018 tumbuh sebesar 5,27% YoY. Capaian ini meningkat signifikan dibandingkan kuartal I-2018 sebesar 5,06%.

Momentum lebaran jadi pendongkrak utama mencapai kinerja perekonomian yang cukup mengejutkan ini di tengah kelesuan sektor riil.

Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan sejak lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di kuartal II selalu tinggi, tapi tidak pada kuartal III dan IV. Dengan kondisi ini ia menilai bahwa stimulus fiskal yang dibuat pemerintah gagal.

"Kalau kami bilang ini kegagalan stimulus fiskal. Memang tidak salah stimulus diberikan di kuartal II tapi harusnya memang sejak awal di kuartal I, maka efeknya akan berlanjut sampai akhir tahun," ungkap Enny di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Menurutnya, stimulus yang diberikan pemerintah seperti beras sejahtera (rastra), bantuan sosial melalui bantuan pangan non tunai, serta Kartu Indonesia Sejahtera harus dilakuakn sejak awal. Alasannya, karena dengan mendapatkan bantuan maka pendapatan lainnya dari masyarakat kecil bisa digunakan untuk membeli barang lainnya.

"Artinya dengan adanya stimulus, mampu menaikkan daya beli masyarakat. Dengan ini maka akan memacu sektror industri dan dengan sendirinya akan menambah kesempatan kerja, dan kalau ada lapangan kerja maka akan menambah pendapatan serta akan mempunyai konsumsi pada tahap selanjutnya," jelasnya.

Tapi dengan stimulus yang diberikan pada kuartal II ini, membuat hal itu gagal. Kegagalan ini yang akan membuat perekonomian Indonesia hingga akhir tahun akan melambat. Pasalnya pada kuartal III dan IV pemerintah tidak akan lagi memiliki mesin pendorong ekonomi seperti saat kuartal II.

"Tapi memang stimulus fiskal kita selalu gagal. Kita khawatir ketika kemewahan atau momentum akselarasi pertumbuhan ini baik ketika lebaran karena punya dan tidak punya uang masyarakat tetap belanja. Ini sebenarnya enzim mesin penggerak ekonomi," kata dia.

"Yang perlu kita garis bawahi keberlanjutannya, sehingga kita harapakan pemerintah bisa selesaikan problem ekonomi yang dihadapi masyarakat," kata dia.

Dia menjelaskan, ini menjadi PR penting pemerintah agar masyarakat tidak semakin susah nantinya.

"Menurut saya harus jadi catatan penting pemerintah untuk segera antisipasi. Kita ingin agar kondisi ini diantisipasi dan segara diperbaiki. Di kuartal III dan IV kita tidak punya kemewahan, yang rugi nantinya bukan elit politik tapi masyarakat," tegas Enny.



(dru) Next Article Gubernur BI Proyeksi PDB RI 2018 Tumbuh 5,2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular