Internasional

Real Rontok, Bank Sentral Iran Longgarkan Transaksi Valas

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
06 August 2018 12:49
Real telah kehilangan separuh nilainya sejak April akibat ancaman sanksi Amerika Serikat (AS).
Foto: REUTERS/Raheb Homavandi/TIMA
Ankara, CNBC Indonesia - Iran akan mempermudah aturan valuta asing demi menyelamatkan mata uangnya, real, yang telah kehilangan separuh nilainya sejak April akibat ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) yang sepertinya akan dikenakan pekan ini, televisi negara melaporkan hari Minggu (5/8/2018).

Keputusan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian yang mencabut sanksi sebagai imbalan bagi Iran untuk menghentikan program nuklirnya menyebabkan para investor ramai-ramai melepas real. Hal itu terjadi karena berbagai perusahaan dan investor memilih mata uang yang lebih stabil nilainya (hard currency) untuk berlindung dari dampak buruk sanksi ekonomi.

Merosotnya nilai mata uang dan melonjaknya inflasi telah memicu demonstrasi sporadis terhadap korupsi, ditandai dengan banyak pengunjuk rasa meneriakkan slogan anti-pemerintah.

Bank sentral telah menyalahkan "musuh" di balik kejatuhan mata uangnya. Pengadilan mengatakan 29 orang telah ditangkap atas tuduhan dengan ancaman hukuman mati. Pada hari Minggu, pengadilan mengatakan telah menangkap tujuh orang lagi, termasuk mantan wakil gubernur bank sentral dan lima pedagang valuta asing.

Sebuah lembaga negara yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani, termasuk kepala pengadilan dan parlemen, pada hari Minggu menghapus sebagian larangan penjualan valuta asing dengan kurs mengambang. Langkah itu memungkinkan pedagang valuta asing menjual mata uang asing dengan harga pasar tidak resmi untuk berbagai keperluan, seperti perjalanan ke luar negeri.

Pencabutan aturan itu membatalkan keputusan yang ditetapkan bulan April lalu yang melarang perdagangan mata uang di atas kurs 42.000 real terhadap dolar AS yang ditetapkan pemerintah Iran.


Menjelang pengumuman aturan baru itu, nilai real menguat di pasar tidak resmi dan diperdagangkan di 98.500 terhadap dolar, dibandingkan 103.000 pada hari Sabtu, menurut situs Boncast.com.

Gubernur bank sentral, Abdolnaser Hemmati, mengatakan rencana ini mencerminkan kepercayaan diri Iran dalam menghadapi sanksi AS.

"Ini memperlihatkan kekuatan kita. Di hari yang sama Anda (Amerika) menjatuhkan sanksi, kita membuka ekonomi. Kami tidak memiliki masalah, jadi mengapa orang-orang kami harus khawatir?," kata Hemmati, dilansir dari Reuters.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Gedung Putih akan membuat pengumuman pada hari Senin waktu setempat untuk merinci pengenaan kembali sanksi terhadap Iran yang telah diperintahkan Trump.

"Bank sentral akan mencoba untuk tidak mengintervensi penetapan kurs berbagai hard currency, yang akan ditentukan oleh pasokan dan permintaan, namun, pengawasan bank sentral akan mencegah pergerakan pasar yang tidak terkendali dan pasar gelap," kata Hemmati.

Langkah itu juga diharapkan mendorong masyarakat Iran untuk membawa kembali valasnya ke dalam perekonomian karena bank snetral akan membuka rekening dolar bagi warga biasa.

Pengekspor produk non-migas akan diizinkan untuk menjual valas kepada importir dan tidak akan ada batasan atas nilai mata uang dan emas yang dibawa ke dalam negeri.

Belum jelas apakah aturan baru ini akan dapat menarik lebih banyak aliran dana masuk ke dalam negeri Iran untuk meredakan tingginya permintaan dolar serta kepanikan investor yang memborong valas.

Protes mencuat pada hari minggu selama enam malam di beberapa kota, termasuk kota Kazeroon di selatan. Otoritas melaporkan melaporkan kematian pertama di antara demonstran, dengan penembakan seorang pria di Karaj, sebelah barat Teheran. Namun mereka membantah pasukan keamanan terlibat, laporan kantor berita Iran.

Mulai minggu ini, AS akan mengenakan kembali sanksi terhadap pembelian dollar AS yang dilakukan Iran, perdagangan emas dan logam mulia, dan kesepakatannya terkait logam, batu bara, dan perangkat lunak yang terkait dengan industri.

AS telah meminta negara-negara lain untuk menunda impor minyak Iran mulai awal November atau mereka akan menghadapi sanksi keuangan AS.
(prm) Next Article Kisruh Pilpres Buat Real Brasil Sentuh Rekor Terlemah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular