
Produksi AS dan Saudi Seret, Harga Minyak Kuat di Awal Pekan
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
06 August 2018 11:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 bergerak menguat 0,34% ke level US$73,46/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak September 2018 naik 0,39% ke US$68,76/barel pada perdagangan hari ini Senin (06/08/2018) hingga pukul 10.45 WIB.
Harga sang emas hitam mampu rebound pasca tertekan di sepanjang pekan lalu. Sebagai informasi, harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) turun 0,29%, sedangkan harga brent yang menjadi acuan di Eropa malah amblas hingga 1,45%, dalam seminggu terakhir.
(RHG/gus) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Harga sang emas hitam mampu rebound pasca tertekan di sepanjang pekan lalu. Sebagai informasi, harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) turun 0,29%, sedangkan harga brent yang menjadi acuan di Eropa malah amblas hingga 1,45%, dalam seminggu terakhir.
Bahan bakar bagi penguatan harga minyak di awal pekan datang dari berkurangnya jumlah sumur pengeboran aktif sebanyak 2 unit ke angka 859 unit, dalam sepekan hingga tanggal 3 Agustus, seperti dilaporkan oleh Baker Hughes. Penurunan ini menjadi yang kedua kalinya dalam tiga pekan terakhir, sehingga mengindikasikan tingkat pertumbuhan produksi minyak mentah AS terus melambat dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, harga minyak AS juga mendapatkan energi positif dari laporan perusahaan penyedia informasi industri Genscape yang menyebutkan bahwa cadangan minyak mentah di Cushing (Oklahoma), pusat pengiriman untuk minyak mentah AS, jatuh sebesar 1,1 juta barel sejak hari Jumat (27/08/2018).
Di luar Negeri Paman Sam, eksportir minyak mentah utama di dunia, Arab Saudi, dilaporkan memproduksi minyak mentah di kisaran 10,29 juta barel/hari di bulan Juli 2018, berdasarkan informasi dari dua sumber dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti dilansir dari CNBC International.
Jumlah itu menunjukkan penurunan sebesar 200.000 barel/hari dari capaian bulan sebelumnya. Hal ini lantas cukup mengejutkan, pasalnya OPEC (yang dimpimpin oleh Arab Saudi secara de facto) telah menyampaikan niatan untuk menaikkan produksi secara "terukur" mulai bulan Juli 2018.
Sentimen ini kemudian mampu memupus sentimen membaiknya produksi OPEC yang membebani harga brent di sepanjang pekan lalu. Sebelumnya, survei Reuters menunjukkan produksi minyak negara-negara OPEC pada Juli 2018 naik 70,000 barel/hari menjadi 32,64 juta barel/hari. Ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Sebagai tambahan, pelaku pasar juga masih mewaspadai pengumuman dari Washington hari ini terkait pembaruan sanksi AS terhadap Iran.
Di sisi lain, penguatan harga minyak Brent terbatas oleh Arab Saudi yang akan kembali melakukan pengiriman minyak melalui Selat Bab Al-Mandeb. Sebelumnya, Arab Saudi menghentikan sementara pengiriman melalui jalur ini karena serangan yang dilakukan pemberontak Houthi.
Namun kini pihak Houthi sudah membuka diri untuk berdialog untuk menuju perdamaian. Bahkan, dalam perkembangan terbaru, pihak Saudi sudah secara tegas menyatakan akan melanjutkan pengirimannya melalui Bab Al-Mandeb.
"Keputusan untuk melanjutkan pengiriman minyak melalui Bal Al-Mandeb dibuat setelah seluruh prosedur yang dibutuhkan telah dilakukan oleh pimpinan koalisi untuk melindungi kapal dari negara-negara koalisi," ucap Menteri Energi Khalid al-Falih, seperti dilansir CNBC International dari SPA, pada hari Sabtu (04/08/2018).
Jika pengiriman melalui jalur ini kembali normal, maka pasokan ke AS, Eropa, dan Asia akan meningkat. Selat Bab al-Mandeb merupakan jalur yang cukup sibuk, diperkirakan minyak mentah dan produk minyak sebanyak 4,8 juta barel/hari dikirimkan melalui perairan ini pada 2016.
Selain itu, harga minyak AS juga mendapatkan energi positif dari laporan perusahaan penyedia informasi industri Genscape yang menyebutkan bahwa cadangan minyak mentah di Cushing (Oklahoma), pusat pengiriman untuk minyak mentah AS, jatuh sebesar 1,1 juta barel sejak hari Jumat (27/08/2018).
Di luar Negeri Paman Sam, eksportir minyak mentah utama di dunia, Arab Saudi, dilaporkan memproduksi minyak mentah di kisaran 10,29 juta barel/hari di bulan Juli 2018, berdasarkan informasi dari dua sumber dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti dilansir dari CNBC International.
Jumlah itu menunjukkan penurunan sebesar 200.000 barel/hari dari capaian bulan sebelumnya. Hal ini lantas cukup mengejutkan, pasalnya OPEC (yang dimpimpin oleh Arab Saudi secara de facto) telah menyampaikan niatan untuk menaikkan produksi secara "terukur" mulai bulan Juli 2018.
Sentimen ini kemudian mampu memupus sentimen membaiknya produksi OPEC yang membebani harga brent di sepanjang pekan lalu. Sebelumnya, survei Reuters menunjukkan produksi minyak negara-negara OPEC pada Juli 2018 naik 70,000 barel/hari menjadi 32,64 juta barel/hari. Ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Sebagai tambahan, pelaku pasar juga masih mewaspadai pengumuman dari Washington hari ini terkait pembaruan sanksi AS terhadap Iran.
Di sisi lain, penguatan harga minyak Brent terbatas oleh Arab Saudi yang akan kembali melakukan pengiriman minyak melalui Selat Bab Al-Mandeb. Sebelumnya, Arab Saudi menghentikan sementara pengiriman melalui jalur ini karena serangan yang dilakukan pemberontak Houthi.
Namun kini pihak Houthi sudah membuka diri untuk berdialog untuk menuju perdamaian. Bahkan, dalam perkembangan terbaru, pihak Saudi sudah secara tegas menyatakan akan melanjutkan pengirimannya melalui Bab Al-Mandeb.
"Keputusan untuk melanjutkan pengiriman minyak melalui Bal Al-Mandeb dibuat setelah seluruh prosedur yang dibutuhkan telah dilakukan oleh pimpinan koalisi untuk melindungi kapal dari negara-negara koalisi," ucap Menteri Energi Khalid al-Falih, seperti dilansir CNBC International dari SPA, pada hari Sabtu (04/08/2018).
Jika pengiriman melalui jalur ini kembali normal, maka pasokan ke AS, Eropa, dan Asia akan meningkat. Selat Bab al-Mandeb merupakan jalur yang cukup sibuk, diperkirakan minyak mentah dan produk minyak sebanyak 4,8 juta barel/hari dikirimkan melalui perairan ini pada 2016.
(RHG/gus) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular