Likuiditas Bank Ketat karena Selamatkan Rupiah, Ini Kata BI

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
03 August 2018 16:59
Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk menjaga kecukupan likuiditas di pasar agar bank mampu ekspansi.
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk menjaga kecukupan likuiditas di pasar agar bank mampu ekspansi. Walaupun terjadi pengetatan likuiditas, BI berjanji untuk tetap melakukan berbagai kebijakan agar tidak berdampak buruk terhadap bank.

"Maka dari itu BI menetralisir dengan menambah likuiditas rupiah melalui (fasilitas) Term Repo, FX Swap, dan pembelian SBN [Surat Berharga Negara]. Ketiga instrumen tersebut menambah rupiah," ungkap Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/8/2018).

"BI commited untuk menambah likuiditas dalam rangka menetralisir dampak stabilisasi nilai tukar," imbuh Mirza lebih jauh.

Likuiditas atau kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya cukup ketat. Likuiditas perbankan yang ketat dikarenakan aksi BI dalam menyelamatkan nilai tukar rupiah. Apa hubungannya?




"Ketika Bank Indonesia melakukan intervensi dengan melepas banyak dolar ke pasar, itu karena ada shortage di dolar. Oleh sebab itu, ketika BI menebar dolar di pasar maka otomatis BI menarik rupiah. Likuiditas bank memang ketat saat ini karena rupiah," ungkap mantan Menteri Keuangan Chatib Basri kepada CNBC Indonesia seperti dikutip, Jumat (3/8/2018).

Menurut Chatib, bank harus waspada terutama untuk bank-bank kecil dalam memenuhi Giro Wajib Minimumnya. Sementara, bank besar masih banyak cara untuk memperoleh dana.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak membantah terjadi keketatan likuiditas di bank. Namun, keketatan tersebut tidak ekstrem.

"Sebenarnya kalau pun ada ketetatan, tidak ekstrem dan selama BI menjalankan instrumennya, kadang-kadang dia intervensi di pasar. Kalau dia intervensi di pasar dolar, memang menarik likuiditas. Tapi kalau dia membeli dolar itu rupiah masuk. Tetapi di pihak lain dia juga bisa membeli SUN dia lakukan, sebelum dijual orang dia beli," kata Darmin kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (3/8/2018).

Menurut Darmin tidak ada yang perlu dikhawatirkan atas keketatan likuiditas tersebut. Dijelaskan Darmin lebih jauh, untuk melonggarkan maupun memperketat likuiditas bukanlah hal sulit bagi BI.

"Untuk melonggarkan maupun memperketat likuiditas buat BI bukan masalah sulit. Jangan kamu bayangkan ada pengetatan itu perlu kebijakan besar," tuturnya.

"Jangan kamu bayangkan kalau ada pengetatan satu waktu, itu susah benar membuatnya agak longgar. Itu tak perlu kebijakan besar, tinggal mainkan kapan beli kapan jual," imbuh Darmin.

(prm) Next Article Benarkah Likuiditas Mengetat, Apa yang Terjadi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular