
Sebut Ekonomi Bocor, Ini Penjelasan Lengkap Menko Darmin
Rivi Satrianegara & Lidya Julita S, CNBC Indonesia
03 August 2018 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan penjelasan tentang pernyataannya mengenai ekonomi bocor. Menurutnya ekonomi bocor terjadi karena devisa hasil ekspor (DHE) tidak seluruhnya masuk ke Indonesia.
DHE yang tidak masuk ke sistem keuangan Indonesia tidak akan jadi tenaga bagi pertumbuhan ekonomi. Pernyataan ekonomi bocor dari Darmin tidak terkait dengan kejahatan korupsi.
Berikut pernyatan lengkap Darmin Nasution tentang kebocoran ekonomi karena tidak masuknya devisa hasil ekspor ke Indonesia.
Saya kemarin menjelaskan bahwa kalau kita mengekspor, itu akan menjadi semacam tambahan tenaga untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi kita. Semacam suntikan terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Tapi, kalau devisanya enggak masuk, ya enggak jadi dia menambah tenaga.
Jadi, dalam bahasa teknis ekonomi itu bocor. Suntikannya enggak jadi melahirkan tenaga. Istilah bocor di situ saya sebutkan sebenarnya sebagai istilah teknis ekonomi.
Sama saja dengan impor, kalau kita mengimpor itu lawannya ekspor dari makroekonomi. Kalau ekspor itu tambahan tenaga untuk pertumbuhan ekonomi, kalau mengimpor itu mengurangi, jadi semacam ada yang bocor. Begitu juga kalau devisanya tidak masuk. Itu saja, tapi urusan bocor saja tidak pernah dibicarakan lagi dalam konteks makroekonomi.
Kemarin saya sampaikan, dari angka-angka yang ada, devisa yang masuk setiap tahun dari ekspor kita kira-kira 80-81 persen. Sebanyak 19-20 persennya enggak masuk, ya itu bocornya. Tapi, bukan bocor dalam pengertian seperti dikorupsi, enggak.
Selanjutnya saya juga menyinggung ada masuk 80-81 persen tapi tidak semuanya ditukarkan ke rupiah. Itu apalagi kategorinya, berapa banyak? Ternyata yang langsung dalam waktu dekat, dari 80-81 persen itu yang ditukarkan ke rupiah, hanya 15 persen.
Sisanya dalam bentuk tabungan valas dan bisa deposito atau giro. Itu juga akan mengurangi dampak dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun enggak sama dengan yang enggak masuk tadi, karena lama-lama nanti dia juga tukar. Tapi, tukarnya lama.
Kalau langsung ditukar, dampaknya akan langsung terasa tahun itu juga dalam pertumbuhan ekonomi. Tapi, kalau dua tahun baru ditukar, ya baru dua tahun lagi muncul dampaknya.
Ekonomi itu adalah pertama-tama kalau di dalam negeri ada investasi yang adalah tenaga untuk pertumbuhan. Investasi bisa juga datang dari luar atau dari dalam. Selain itu, konsumsi juga adalah tenaga untuk pertumbuhan.
Jadi, apa saja rumusnya? Sederhana saja, kalau masyarakat dan pemerintah melakukan konsumsi, itu merupakan tenaga untuk melahirkan pertumbuhan. Kalau terjadi investasi, itu tenaga melahirkan pertumbuhan. Ekspor juga tenaga. Tetapi, kalau devisanya tidak masuk, tidak jadi tenaga dalam melahirkan pertumbuhan. Dalam teknis ekonomi, bocor dia.
(roy) Next Article Rupiah Bergejolak, Darmin Sebut Ekonomi Bocor
DHE yang tidak masuk ke sistem keuangan Indonesia tidak akan jadi tenaga bagi pertumbuhan ekonomi. Pernyataan ekonomi bocor dari Darmin tidak terkait dengan kejahatan korupsi.
Jadi, dalam bahasa teknis ekonomi itu bocor. Suntikannya enggak jadi melahirkan tenaga. Istilah bocor di situ saya sebutkan sebenarnya sebagai istilah teknis ekonomi.
Sama saja dengan impor, kalau kita mengimpor itu lawannya ekspor dari makroekonomi. Kalau ekspor itu tambahan tenaga untuk pertumbuhan ekonomi, kalau mengimpor itu mengurangi, jadi semacam ada yang bocor. Begitu juga kalau devisanya tidak masuk. Itu saja, tapi urusan bocor saja tidak pernah dibicarakan lagi dalam konteks makroekonomi.
Kemarin saya sampaikan, dari angka-angka yang ada, devisa yang masuk setiap tahun dari ekspor kita kira-kira 80-81 persen. Sebanyak 19-20 persennya enggak masuk, ya itu bocornya. Tapi, bukan bocor dalam pengertian seperti dikorupsi, enggak.
Selanjutnya saya juga menyinggung ada masuk 80-81 persen tapi tidak semuanya ditukarkan ke rupiah. Itu apalagi kategorinya, berapa banyak? Ternyata yang langsung dalam waktu dekat, dari 80-81 persen itu yang ditukarkan ke rupiah, hanya 15 persen.
Sisanya dalam bentuk tabungan valas dan bisa deposito atau giro. Itu juga akan mengurangi dampak dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun enggak sama dengan yang enggak masuk tadi, karena lama-lama nanti dia juga tukar. Tapi, tukarnya lama.
Kalau langsung ditukar, dampaknya akan langsung terasa tahun itu juga dalam pertumbuhan ekonomi. Tapi, kalau dua tahun baru ditukar, ya baru dua tahun lagi muncul dampaknya.
Ekonomi itu adalah pertama-tama kalau di dalam negeri ada investasi yang adalah tenaga untuk pertumbuhan. Investasi bisa juga datang dari luar atau dari dalam. Selain itu, konsumsi juga adalah tenaga untuk pertumbuhan.
Jadi, apa saja rumusnya? Sederhana saja, kalau masyarakat dan pemerintah melakukan konsumsi, itu merupakan tenaga untuk melahirkan pertumbuhan. Kalau terjadi investasi, itu tenaga melahirkan pertumbuhan. Ekspor juga tenaga. Tetapi, kalau devisanya tidak masuk, tidak jadi tenaga dalam melahirkan pertumbuhan. Dalam teknis ekonomi, bocor dia.
(roy) Next Article Rupiah Bergejolak, Darmin Sebut Ekonomi Bocor
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular