
Rupiah Bergejolak, Darmin Sebut Ekonomi Bocor
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
02 August 2018 15:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu penyebab terpuruknya nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) adalah tidak masuknya devisa hasil ekspor (DHE) ke sistem keuangan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hanya 80%-81% DHE yang masuk ke Indonesia.
"Dalam kaidah ekonomi kalau devisanya tidak masuk, itu bocor, namanya. Ekonominya bocor," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Tidak masuknya seluruh DHE akan mengurangi cadangan devisa (cadev) dan mengurangi kemampuan penambahan uang beredar. Valas yang cukup besar di sistem keuangan akan jadi pengaman nilai tukar rupiah.
Darmin menjelaskan ada beberapa hal yang membuat tidak semua devisa hasil ekspor masuk ke Indonesia. Salah satunya, aturan dan UU yang membolehkan.
"Waktu saya Gubernur BI, paksa [DHE] menjadi 80%, waktu itu mendekati 85%. Itu pergulatannya dua tahun manghadapi dunia usaha, terutama [sektor] migas dan pertambangan. Itu melawan dia, UU boleh kenapa Anda suruh-suruh saya. Kalau dulu kita tak bisa, waktu itu masih ada BP migas. Kalau kita tak bisa berunding dengan BP Migas, kita bilang 'eh ini minyak republik loh ini'. Ini bagi hasil. You ga mau you ga boleh ekspor, yang akan ekspor BP migas'," ujar Darmin.
Darmin menjelaskan, devisa hasil ekspor yang masuk ke Indonesia akan bagus untuk rupiah. Menambah cadangan devisa. Dari 80-81% DHE yang masuk sekitar 15% dana di konversi menjadi rupiah. Sisanya 70% dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam bentuk dolar AS.
DHE yang parkir di perbankan sebenarnya tidak terlalu. menguntungkan. Bank tidak berani menjadikan dana tersebut sebagai pinjaman apalagi hanya giro karena dananya bisa segera ditarik sebab dana tersebut milik eksportir.
Sebagai gantinya, bank menempatkan dana tersebut di perbankan luar negeri seperti di Frankfrut Hong Kong dan Singapura serta mendapatkan bunga antara 0,6% - 0,8%.
(roy/wed) Next Article Cadangan Devisa RI Tak Sampai Separuhnya Milik Singapura
"Dalam kaidah ekonomi kalau devisanya tidak masuk, itu bocor, namanya. Ekonominya bocor," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
"Waktu saya Gubernur BI, paksa [DHE] menjadi 80%, waktu itu mendekati 85%. Itu pergulatannya dua tahun manghadapi dunia usaha, terutama [sektor] migas dan pertambangan. Itu melawan dia, UU boleh kenapa Anda suruh-suruh saya. Kalau dulu kita tak bisa, waktu itu masih ada BP migas. Kalau kita tak bisa berunding dengan BP Migas, kita bilang 'eh ini minyak republik loh ini'. Ini bagi hasil. You ga mau you ga boleh ekspor, yang akan ekspor BP migas'," ujar Darmin.
Darmin menjelaskan, devisa hasil ekspor yang masuk ke Indonesia akan bagus untuk rupiah. Menambah cadangan devisa. Dari 80-81% DHE yang masuk sekitar 15% dana di konversi menjadi rupiah. Sisanya 70% dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam bentuk dolar AS.
DHE yang parkir di perbankan sebenarnya tidak terlalu. menguntungkan. Bank tidak berani menjadikan dana tersebut sebagai pinjaman apalagi hanya giro karena dananya bisa segera ditarik sebab dana tersebut milik eksportir.
Sebagai gantinya, bank menempatkan dana tersebut di perbankan luar negeri seperti di Frankfrut Hong Kong dan Singapura serta mendapatkan bunga antara 0,6% - 0,8%.
(roy/wed) Next Article Cadangan Devisa RI Tak Sampai Separuhnya Milik Singapura
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular