
Asing Masuk, Obligasi Pemerintah Menguat
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
02 August 2018 19:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah ditutup menguat seiring dengan masuknya investor asing ke pasar surat berharga negara (SBN) rupiah, meskipun nilai tukar rupiah melemah.
Data Reuters menunjukkan harga obligasi tiga seri acuan SBN menguat, sekaligus menurunkan tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder, dengan yield sebagai acuan transaksi karena lebih mencerminkan risiko, kupon, dan harga.
Empat seri obligasi (bond) yang menjadi acuan adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Tiga seri yang menguat dan menekan yield-nya adalah seri acuan 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun. Ketiganya masing-masing mengalami penurunan yield 4 basis poin (bps) menjadi 7,62%, 2 bps menjadi 7,73%, dan 4 bps menjadi 8,09%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Satu seri acuan lain adalah FR0075 bertenor 20 tahun yang harganya justru melemah tipis atau cenderung flat, yang tercermin dari kenaikan yield tidak sampai 1 bps, tepatnya 0,2 bps menjadi 8,14%.
Kenaikan bond rupiah pemerintah seiring dengan naiknya porsi kepemilikan investor asing dan perbankan di pasar sekunder. Data Kemenkeu menunjukkan porsi investor asing pada bond rupiah pemerintah merangkak naik sejak 26 Juli hingga 1 Agustus.
Investor asing tercatat memiliki 37,6% bond rupiah pemerintah pada 26 Juli dan terus naik hingga 37,7% pada 1 Agustus.
Dini hari tadi, bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Fed mengumumkan penetapan kembali suku bunga acuannya pada rentang 1,75%-2%, tetapi kebijakan suku bunga negara Paman Sam dipengaruhi sentimen agresif (hawkish) terhadap potensi penaikan suku bunga tahun ini.
Hasilnya, nilai tukar dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.Kala penutupan pasar spot, nilai tukar garuda berada di Rp 14.470 per dolar AS, yang berarti melemah 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(hps/hps) Next Article Perang Dagang Memanas Lagi, Reli Harga Obligasi Terhenti
Data Reuters menunjukkan harga obligasi tiga seri acuan SBN menguat, sekaligus menurunkan tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder, dengan yield sebagai acuan transaksi karena lebih mencerminkan risiko, kupon, dan harga.
Empat seri obligasi (bond) yang menjadi acuan adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
![]() |
Tiga seri yang menguat dan menekan yield-nya adalah seri acuan 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun. Ketiganya masing-masing mengalami penurunan yield 4 basis poin (bps) menjadi 7,62%, 2 bps menjadi 7,73%, dan 4 bps menjadi 8,09%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Satu seri acuan lain adalah FR0075 bertenor 20 tahun yang harganya justru melemah tipis atau cenderung flat, yang tercermin dari kenaikan yield tidak sampai 1 bps, tepatnya 0,2 bps menjadi 8,14%.
Kenaikan bond rupiah pemerintah seiring dengan naiknya porsi kepemilikan investor asing dan perbankan di pasar sekunder. Data Kemenkeu menunjukkan porsi investor asing pada bond rupiah pemerintah merangkak naik sejak 26 Juli hingga 1 Agustus.
Investor asing tercatat memiliki 37,6% bond rupiah pemerintah pada 26 Juli dan terus naik hingga 37,7% pada 1 Agustus.
Dini hari tadi, bank sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Fed mengumumkan penetapan kembali suku bunga acuannya pada rentang 1,75%-2%, tetapi kebijakan suku bunga negara Paman Sam dipengaruhi sentimen agresif (hawkish) terhadap potensi penaikan suku bunga tahun ini.
Hasilnya, nilai tukar dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.Kala penutupan pasar spot, nilai tukar garuda berada di Rp 14.470 per dolar AS, yang berarti melemah 0,24% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 21 poin (0,36%) menjadi 6.011. Sebelumnya, pasar dipengaruhi sentimen positif dari pengumuman inflasi oleh Badan Pusat Statistik kemarin.
![]() |
(hps/hps) Next Article Perang Dagang Memanas Lagi, Reli Harga Obligasi Terhenti
Most Popular