
Jelang Lelang, Pasar SUN Berpotensi Terkoreksi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 January 2020 08:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang negara (SUN) diprediksi akan bergerak menguat terbatas atau bahkan melemah jelang lelang rutin besok.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (20/1/20) menilai sentimen positif dari damai dagang AS-China fase 1 masih akan memengaruhi pasar meskipun sedikit.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas, bahkan melemah. Potensi pelemahan ini didasari oleh adanya lelang yang diadakan oleh pemerintah esok hari", ujar Nico dan tim hari ini.
Biasanya semakin dekat hari lelang, semakin besar kemungkinan pasar obligasi mengalami pelemahan. Hal itu disebabkan pelaku pasar biasanya akan membentuk penurunan harga karena menginginkan tingkat imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dalam lelang.
Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Tahun ini, seri acuan baru adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Dalam lelang kedua 2020 itu, lima seri obligasi konvensional akan dilelang, mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang dengan target indikatif penerbitan Rp 15 triliun.
Untuk itu, Nico merekomendasikan wait and see hari ini, karena pasar obligasi akan bergerak dengan rentang 55 - 75 bps. Menurutnya, jika gerak harga lebih dari itu maka akan menjadi arah pasar obligasi selanjutnya.
Dia juga mengatakan penguatan harga yang masih terjadi sejak pekan lalu disebabkan oleh turunnya CDS obligasi Indonesia yang berdekominasi dolar AS dan masuknya investor asing ke pasar SUN.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.084 triliun SBN, atau 39,2% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 16 Januari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 11,51 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan dan awal tahun masih surplus Rp 22,81 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Keperkasaan Rupiah Dukung Pasar SUN, Asing Makin Deras Masuk
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (20/1/20) menilai sentimen positif dari damai dagang AS-China fase 1 masih akan memengaruhi pasar meskipun sedikit.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas, bahkan melemah. Potensi pelemahan ini didasari oleh adanya lelang yang diadakan oleh pemerintah esok hari", ujar Nico dan tim hari ini.
Biasanya semakin dekat hari lelang, semakin besar kemungkinan pasar obligasi mengalami pelemahan. Hal itu disebabkan pelaku pasar biasanya akan membentuk penurunan harga karena menginginkan tingkat imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dalam lelang.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Tahun ini, seri acuan baru adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Dalam lelang kedua 2020 itu, lima seri obligasi konvensional akan dilelang, mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang dengan target indikatif penerbitan Rp 15 triliun.
Untuk itu, Nico merekomendasikan wait and see hari ini, karena pasar obligasi akan bergerak dengan rentang 55 - 75 bps. Menurutnya, jika gerak harga lebih dari itu maka akan menjadi arah pasar obligasi selanjutnya.
Dia juga mengatakan penguatan harga yang masih terjadi sejak pekan lalu disebabkan oleh turunnya CDS obligasi Indonesia yang berdekominasi dolar AS dan masuknya investor asing ke pasar SUN.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.084 triliun SBN, atau 39,2% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 16 Januari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 11,51 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan dan awal tahun masih surplus Rp 22,81 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Keperkasaan Rupiah Dukung Pasar SUN, Asing Makin Deras Masuk
Most Popular