Perang Dagang Memanas Lagi, Reli Harga Obligasi Terhenti

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
11 July 2018 17:01
Setelah sempat menguat sejak pekan lalu, harga obligasi pemerintah berbalik dan melemah tipis pada penutupan sore ini.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga surat utang pemerintah terhenti pada perdagangan hari ini seiring dengan memanasnya perang dagang AS. Penurunan harga terjadi sejak pagi hingga sore ini.

Setelah sempat menguat sejak pekan lalu, harga obligasi pemerintah berbalik dan melemah tipis pada penutupan sore ini. Penurunan harga mengindikasikan tekanan aksi jual mulai terjadi hari ini karena aksi ambil untung investor di pasar (profit taking) setelah kenaikan harga terjadi beberapa hari terakhir.

Pantauan terakhir pada data Reuters pada 16:05 menunjukkan harga empat seri acuan (benchmark) kompak turun dan mendongkrak tingkat imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.

Yield seri acuan 20 tahun, FR0075, naik 8 basis poin (bps) menjadi 7,98% dari posisi kemarin. Kenaikan yield tersebut menjadi yang terbesar dibanding tiga seri acuan lain. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Seri acuan 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun mengalami kenaikan yield masing-masing 4 bps, 3 bps, dan 2 bps, yang mengindikasikan adanya penurunan harga yang lebih kecil besarannya.

Turunnya harga surat berharga negara (SBN) tersebut membuat kenaikan harga berturut-turut atau reli yang terjadi sejak Rabu pekan lalu terhenti hari ini.

Reli sejak pekan lalu tersebut disertai dengan adanya kenaikan kepemilikan investor asing pada obligasi pemerintah Indonesia.

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu mencatat arus dana investor asing kembali masuk ke pasar obligasi dan menorehkan posisinya 37,73% terhadap total jumlah beredar pada 10 Juli, setelah sempat turun tajam pada 5 Juli hingga 37,56%.

Sentimen negatif yang membayangi pasar obligasi hari ini bermula ketika adanya kabar tentang AS yang kembali mengenakan bea masuk tambahan terhadap impor produk dari Negeri Panda senilai total US$ 200 miliar.

Setelah adanya pemberitaan tersebut, pasar saham AS ditutup menguat tadi pagi. Kabar tersebut juga disikapi negatif pelaku pasar saham Asia hingga sore ini, salah satunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks acuan Indonesia turun 11 poin (0,2%) menjadi 5.893 pada penutupan sore ini, sedangkan 26 poin (0,19%) Rp 14.386/dolar AS.
(hps/hps) Next Article Jokowi Pidato, Harga Obligasi Koreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular