Ini Penjelasan Saham PTBA Anjlok Meski DMO Batu Bara Dicabut
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
30 July 2018 12:22

Jakarta, CNBC Indonesia- Rencana pemerintah untuk mencabut kewajiban pemenuhan pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO) batu bara menjadi kabar baik buat sebagian besar emiten komoditas ini, kecuali PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Hingga penutupan sesi I, harga saham PTBA terkoreksi 5,22% ke level Rp 4.4360/saham. Volume transaksi tercatat mencapai 56,72 juta saham senilai Rp251,37 miliar dengan frekuensi 3.943 kali.
Apa yang menyebabkan saham emiten ini turun?
Sebenarnya, jika ditelusuri lebih lanjut pencabutan DMO batu bara memang berdampak negatif terhadap perseroan. Sebab, justru kewajiban DMO batu bara yang berlaku selama ini bisa dibilang menolong kinerja perusahaan.
PTBA rata-rata memproduksi batu bara dengan kalori lebih rendah ketimbang emiten lainnya, spesifikasi batu bara yang diproduksi PTBA lebih cocok dioptimalkan untuk konsumsi di dalam negeri atau dipakai untuk menyalakan pembangkit PLN, ketimbang diekspor.
Pembangkit PLN rata-rata membutuhkan batu bara kalori 4000, sementara yang diekspor (dan banyak diproduksi emiten batu bara Indonesia) adalah batu bara berkalori 5000.
Ini tercatat dari kinerja PTBA, hingga April lalu PTBA memasok batu bara dengan jumlah 175% dari kuota 25%. Kontrak PTBA dengan PLN memang terbilang tinggi dalam hal memasok batu bara.
"Kami melaporkan realisasi pasokan ke PLN group sampai April mencapai 3.580.000, sementara kewajiban DMO PTBA sampai dengan April 2.043.000 ton, itu sudah di atas DMO," ujar Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah, April lalu kepada reporter CNBC Indonesia Rivi Satrianegara.
Dengan kriteria kalori yang dibutuhkan PLN, tidak semua perusahaan batu bara bisa memenuhi kewajiban DMO. Sehingga pemerintah mengatur skema transfer kuota, di mana para emiten bisa membeli batu bara ke PTBA untuk kemudian dijual ke PLN.
Direktur Utama PTBA Arviyin Arifin, pada 23 Juli kemarin, mengatakan tahun ini komposisi penjualan domestik diperkirakan mencapai 53% atau 13,74 juta ton. Separuh dari jumlah tersebut digunakan untuk kuota DMO perusahaan sendiri, sementara sisanya digunakan untuk kebijakan transfer kuota.
"Jadi kan ada harga selisih sama harga DMO tuh ya mekanismenya kita dapat untung dari harga selisih itu. Ibaratnya ini kita yang diincar bukan kita yang incar, daripada perusahaan itu berhenti produksi karena kekurangan DMO," tambah Arviyan.
(gus) Next Article Saham Turun Saat DMO Batu Bara Dicabut, Ini Jawaban PTBA
Hingga penutupan sesi I, harga saham PTBA terkoreksi 5,22% ke level Rp 4.4360/saham. Volume transaksi tercatat mencapai 56,72 juta saham senilai Rp251,37 miliar dengan frekuensi 3.943 kali.
Sebenarnya, jika ditelusuri lebih lanjut pencabutan DMO batu bara memang berdampak negatif terhadap perseroan. Sebab, justru kewajiban DMO batu bara yang berlaku selama ini bisa dibilang menolong kinerja perusahaan.
PTBA rata-rata memproduksi batu bara dengan kalori lebih rendah ketimbang emiten lainnya, spesifikasi batu bara yang diproduksi PTBA lebih cocok dioptimalkan untuk konsumsi di dalam negeri atau dipakai untuk menyalakan pembangkit PLN, ketimbang diekspor.
Pembangkit PLN rata-rata membutuhkan batu bara kalori 4000, sementara yang diekspor (dan banyak diproduksi emiten batu bara Indonesia) adalah batu bara berkalori 5000.
Ini tercatat dari kinerja PTBA, hingga April lalu PTBA memasok batu bara dengan jumlah 175% dari kuota 25%. Kontrak PTBA dengan PLN memang terbilang tinggi dalam hal memasok batu bara.
"Kami melaporkan realisasi pasokan ke PLN group sampai April mencapai 3.580.000, sementara kewajiban DMO PTBA sampai dengan April 2.043.000 ton, itu sudah di atas DMO," ujar Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah, April lalu kepada reporter CNBC Indonesia Rivi Satrianegara.
Dengan kriteria kalori yang dibutuhkan PLN, tidak semua perusahaan batu bara bisa memenuhi kewajiban DMO. Sehingga pemerintah mengatur skema transfer kuota, di mana para emiten bisa membeli batu bara ke PTBA untuk kemudian dijual ke PLN.
Direktur Utama PTBA Arviyin Arifin, pada 23 Juli kemarin, mengatakan tahun ini komposisi penjualan domestik diperkirakan mencapai 53% atau 13,74 juta ton. Separuh dari jumlah tersebut digunakan untuk kuota DMO perusahaan sendiri, sementara sisanya digunakan untuk kebijakan transfer kuota.
"Jadi kan ada harga selisih sama harga DMO tuh ya mekanismenya kita dapat untung dari harga selisih itu. Ibaratnya ini kita yang diincar bukan kita yang incar, daripada perusahaan itu berhenti produksi karena kekurangan DMO," tambah Arviyan.
(gus) Next Article Saham Turun Saat DMO Batu Bara Dicabut, Ini Jawaban PTBA
Most Popular