Tragedi Beras AISA dan Awal Perseteruan Joko VS Jaka

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 July 2018 21:10
Kinerja Memburuk, Untuk Apa Hostile Takeover?
Foto: tigapilar.com
Seusai RUPST pada 27 Juli, Joko menggelar konferensi pers menyatakan dirinya selaku pendiri perusahaan telah digusur secara tidak sah lewat aksi hostile takeoverHostile takeover adalah pengambil-alihan kontrol perusahaan yang lewat kepemilikan saham yang berujung pada perlawanan dari direksi.

KKR pernah melakukan itu ketika membeli saham Nabisco dengan utang berjaminan saham yang dibeli (leveraged buyout/ LBO) di akhir era 1980-an. Saat itu KKR bersaing dengan CEO Nabisco F. Ross Johnson untuk menguasai saham Nabisco yang berkinerja bagus dan hendak dipisahkan dari bisnis rokok.

Mengacu pada contoh tersebut, hostile takover pada umumnya memang dilakukan terhadap perusahaan yang kinerjanya prospektif atau memiliki keunggulan khusus yang diincar oleh para pesaing sehingga mereka ingin mengambil alihnya. Lalu bagaimana dengan Tiga Pilar?

Menurut data Reuters, mayoritas indikator profitabilitas AISA saat ini memerah alias minus, mulai dari margin bersih (-17,2%), rasio pengembalian aset atau ROA (-10,8%), rasio pengembalian ekuitas atau ROE (-15,1%), hingga tingkat reinvestasi (-15,1%).

Di tengah kondisi itu, perseroan gagal menunaikan pembayaran bunga utang yang jatuh tempo senilai Rp 63,3 miliar bulan ini. Bunga utang tersebut merupakan pembayaran ketujuh fee ijarah atas Sukuk Ijarah TPS Food II/2016.

Berangkat dari situasi ini muncullah Jaka Prasetya, lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kini jadi warga negara Singapura. Pria yang bergabung dengan KKR 4 tahun silam ini di RUPST mengusung penggantian Joko dari kursi direktur utama Tiga Pilar.

"Adalah peran kami untuk menerapkan corporate governance yang baik di dalam AISA, dengan tujuan sebaik-baiknya untuk perusahaan, karyawan serta pemegang kepentingan. Kami tetap optimis akan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dan yakin terhadap integritas sistem hukumnya," tuturnya dalam keterangan resmi.

KKR adalah salah satu pemegang saham Tiga Pilar setelah membeli 9,5% saham TPS pada Juli 2013. Bagi KKR, Tiga Pilar menjadi investasi pertamanya di sektor konsumer di Indonesia. Mereka menempatkan Jaka sebagai perwakilan di AISA dengan menduduki posisi komisaris Tiga Pilar sejak tahun 2016.

"Kami yakin Perusahaan sedang berada dalam kondisi kritis dan tengah berjuang untuk keberlangsungannya sebagai perusahaan untuk jangka panjang, sebagaimana dibuktikan dengan adanya gugatan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) dari beberapa kreditor Perusahaan yang dapat berisiko membuat Perseroan menjadi pailit," lanjut perwakilan KKR tersebut.

Namun, mereka menampik sedang berupaya mengambil-alih kendali Tiga Pilar. Apalagi, KKR tidak merebut saham yang dipegang investor lainnya. Terakhir kepemilikan saham KKR di perseroan hanya sebesar 9,09%.
Tragedi Beras AISA dan Awal Perseteruan Joko VS Jaka
Sebaliknya, perubahan kepemilikan saham terbesar justru terjadi pada Tiga Pilar Corpora (TPC). Joko selaku pemilik TPC tercatat telah menjual sahamnya ke pasar sehingga kepemilikannya tersisa hanya 11,74%, dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu yang masih sebesar 22,03%.

"Tidak ada dan tidak pernah ada niat kami untuk 'mengambil-alih' Perusahaan, tetapi tujuan kami adalah untuk menanamkan corporate governance yang baik serta pengelolaan yang tepat untuk Perusahaan," tutur KKR.

Di sisi lain, Joko menegaskan komitmennya memperjuangkan AISA. "TPS Food adalah baby saya. Saya akan memperjuangkan hak-hak para pemegang saham dan mengembalikan utang obligasi serta memperbaiki struktur keuangan perusahaan. Hal ini sudah merupakan personal guarantee saya," ujar Joko.

Melihat peta kekisruhan tersebut, kecil kemungkinan persoalan ini akan selesai selama kedua belah pihak belum menemukan rasa saling percaya dan transparansi. Jangan sampai kekisruhan itu membuat pembayaran kewajiban berlarut hingga berakhir pailit, dan malah merugikan investor publik.
(ags/ags)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular