Shell Hingga Total Untung Besar, Investor Kecipratan Cuan

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
27 July 2018 13:50
Lonjakan laba bersih perusahaan-perusahaan migas ternyata sampai juga ke kantong para pemegang sahamnya.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak sepanjang tahun ini bagai pisau bermata dua. Di satu sisi, banyak negara mulai mewaspadai kenaikan inflasi akibat meningkatnya harga energi.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan minyak dan gas mendapat momentum untuk memperbaiki kondisi keuangannya atau bahkan mendapat kesempatan meraup laba.

Beberapa perusahaan migas global, seperti Royal Dutch Shell dari Belanda dan Total dari Prancis, telah melaporkan lonjakan laba bersih sepanjang kuartal kedua tahun ini akibat harga minyak yang tancap gas ke utara.

Harga minyak London Brent, yang merupakan patokan minyak global utama, melonjak sekitar 50% selama setahun terakhir menjadi US$74 (Rp 1.069.115) per barel saat ini.

Royal Dutch Shell pada hari Kamis (26/7/2018) mengumumkan laba bersihnya di kuartal kedua naik empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan itu didorong oleh tingginya harga minyak dan penjualan aset.


Laba setelah pajak naik menjadi US$6 miliar dalam periode tiga bulan sampai Juni dari tahun sebelumnya.

Raksasa minyak dan gas asal Prancis Total melaporkan kenaikan laba bersih 83% menjadi US$3,7 miliar. Grup itu berkata sudah "Sepenuhnya untung dari [kenaikan harga minyak] dengan tetap fokus pada efisiensi operasional", dikutip dari AFP.

Lonjakan laba bersih ternyata sampai juga ke kantong para pemegang sahamnya.

Dalam pernyataan yang dikeluarkannya hari Kamis, Total mengumumkan dividen interim kuartal kedua untuk para pemegang sahamnya ditetapkan sebesar 0,64 euro (Rp 10.775). Nilai tersebut lebih tinggi 3,2% dibandingkan tiga dividen interim dan dividen final yang dibayarkan untuk tahun fiskal 2017, dikutip dari pernyataan perusahaan hari Jumat (27/7/2018).

Dividen interim itu relatif stabil dibandingkan yang diumumkan di kuartal pertama tahun ini.

"Direksi akan bertemu pada 12 Desember 2018 untuk memutuskan kondisi pembayaran dviden interim kuartal kedua 2018 ini," tulis pernyataan tersebut.

Shell sendiri mengumumkan nilai dividen interim untuk kuartal kedua tahun ini sebesar US$0,47 per saham kategori A dan B. Nilai tersebut sama dengan nilai yang dibayarkan untuk periode yang sama tahun 2017.

"Dividen tunai untuk Saham A akan dibayarkan dalam euro meskipun pemegang Saham A akan bisa memilih untuk menerima dividen dalam poundsterling," tulis perusahaan dalam pernyataan resminya hari Kamis.

"Dividen tunai untuk Saham B akan dibayarkan dalam poundsterling meskipun pemegang Saham B akan bisa memilih untuk menerima dividen dalam euro."

Nilai pembayaran dividen yang dikonversi ke dalam euro dan poundsterling akan diumumkan pada 3 September mendatang.



(roy) Next Article Duh! Kinerja Raksasa Migas Dunia Bakal Rontok, Separah Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular