
Harga Obligasi RI Naik Tipis Tunggu Penyelamatan Rupiah
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
27 July 2018 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah kembali dibuka menguat tipis pada perdagangan pagi ini, bersamaan dengan aksi tunggu pelaku pasar terhadap operasi penyelamatan rupiah.
Berdasarkan data Reuters, harga tiga seri acuan surat berharga negara (SBN) menguat dan menekan imbal hasinya (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Penurunan yield dialami tiga seri yaitu acuan 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun. Seri acuan 5 tahun mengalami penurunan 1 basis poin (bps) menjadi 7,64%, seri 10 tahun turun 1 bps menjadi 7,72%, dan seri 20 tahun turun 0,8 bps menjadi 8,17%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang yield-nya naik adalah FR0065 yang turun 0,8 bps menjadi 8,11%.
Kemarin, pemerintah menyatakan akan mengurangi proyek infrastruktur yang dianggap belum terlalu mendesak guna menjaga tingkat impor terutama barang modal.
Impor yang berkurang diekspektasi dapat lebih membatasi kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri sehingga dapat lebih menjaga stabilitas rupiah.
Pernyataan itu menyusul keputusan bank sentral mengaktifkan kembali lelang sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diharapkan dapat membantu stabilisasi rupiah. Namun, di sisi yang lain reaktivasi SBI tersebut dikhawatirkan yang dapat mengurangi minat investor asing pada SBN.
Saat ini, nilai tukar mata uang garuda sudah flat, setelah sempat menguat tadi pagi terhadap greenback dan bertengger di Rp 14.455 per dolar AS.
Stabilnya rupiah disikapi positif oleh pelaku pasar ekuitas dengan banyaknya aksi beli, bersamaan dengan periode pelaporan keuangan beberapa emiten besar yang berkinerja positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 20 poin (0,34%) menjadi 5.966.
Uji Minat Investor
Minat investor pada SBN akan diuji kembali pekan depan. Pemerintah berencana menggelar lelang dua seri surat perbendaharaan negara (SPN) dan tiga seri obligasi negara acuan dengan target Rp 10 triliun-Rp 20 triliun pada Selasa pekan depan itu.
SPN atau secara global dikenal dengan nama Treasury Bills (T-Bills) merupakan seri pendek, dengan tenor di bawah 12 bulan. Obligasi seri lebih panjang yang akan dilelang adalah seri acuan 5 tahun FR0063, 10 tahun FR0064, dan seri 20 tahun FR0065.
Sebelumnya, pada lelang SBN syariah pertama setelah lelang SBI direaktivasi, minat turun dalam jumlah besar dibandingkan dengan minat pada lelang sukuk negara sebelumnya. Minat juga lebih rendah daripada prediksi beberapa analis obligasi di pasar.
Jumlah penawaran yang masuk relatif sepi, yaitu Rp 9,88 triliun, berada di kisaran bawah beberapa analis Rp 9 triliun-Rp 16 triliun.
Penawaran yang minim pun tercermin pada hasil lelang yang mini, yaitu hanya Rp 4,8 triliun, di bawah target awal Rp 6 triliun.
(hps) Next Article Bertemu Titik Jenuh, Reli Harga Obligasi Diprediksi Terhenti
Berdasarkan data Reuters, harga tiga seri acuan surat berharga negara (SBN) menguat dan menekan imbal hasinya (yield). Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Penurunan yield dialami tiga seri yaitu acuan 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun. Seri acuan 5 tahun mengalami penurunan 1 basis poin (bps) menjadi 7,64%, seri 10 tahun turun 1 bps menjadi 7,72%, dan seri 20 tahun turun 0,8 bps menjadi 8,17%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
![]() |
Kemarin, pemerintah menyatakan akan mengurangi proyek infrastruktur yang dianggap belum terlalu mendesak guna menjaga tingkat impor terutama barang modal.
Impor yang berkurang diekspektasi dapat lebih membatasi kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri sehingga dapat lebih menjaga stabilitas rupiah.
Pernyataan itu menyusul keputusan bank sentral mengaktifkan kembali lelang sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diharapkan dapat membantu stabilisasi rupiah. Namun, di sisi yang lain reaktivasi SBI tersebut dikhawatirkan yang dapat mengurangi minat investor asing pada SBN.
Saat ini, nilai tukar mata uang garuda sudah flat, setelah sempat menguat tadi pagi terhadap greenback dan bertengger di Rp 14.455 per dolar AS.
Stabilnya rupiah disikapi positif oleh pelaku pasar ekuitas dengan banyaknya aksi beli, bersamaan dengan periode pelaporan keuangan beberapa emiten besar yang berkinerja positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 20 poin (0,34%) menjadi 5.966.
Uji Minat Investor
Minat investor pada SBN akan diuji kembali pekan depan. Pemerintah berencana menggelar lelang dua seri surat perbendaharaan negara (SPN) dan tiga seri obligasi negara acuan dengan target Rp 10 triliun-Rp 20 triliun pada Selasa pekan depan itu.
SPN atau secara global dikenal dengan nama Treasury Bills (T-Bills) merupakan seri pendek, dengan tenor di bawah 12 bulan. Obligasi seri lebih panjang yang akan dilelang adalah seri acuan 5 tahun FR0063, 10 tahun FR0064, dan seri 20 tahun FR0065.
Sebelumnya, pada lelang SBN syariah pertama setelah lelang SBI direaktivasi, minat turun dalam jumlah besar dibandingkan dengan minat pada lelang sukuk negara sebelumnya. Minat juga lebih rendah daripada prediksi beberapa analis obligasi di pasar.
Jumlah penawaran yang masuk relatif sepi, yaitu Rp 9,88 triliun, berada di kisaran bawah beberapa analis Rp 9 triliun-Rp 16 triliun.
Penawaran yang minim pun tercermin pada hasil lelang yang mini, yaitu hanya Rp 4,8 triliun, di bawah target awal Rp 6 triliun.
![]() |
(hps) Next Article Bertemu Titik Jenuh, Reli Harga Obligasi Diprediksi Terhenti
Most Popular