
Ulasan Teknikal
Ditutup Naik 0,21%, IHSG Bertahan Lima Hari di Zona Hijau
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 July 2018 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat memasuki zona merah 14 menit jelang penutupan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya meloncat ke zona hijau ditopang oleh sektor konsumer dan keuangan. Keduanya memimpin penguatan IHSG dengan sumbangan 10 dan 7 poin.
Dibuka menguat (gap up) sebanyak 16 poin (+0,27%) di pembukaan perdagangan, IHSG cenderung bergerak turun tetapi masih berada di zona hijau dengan level tertinggi di 5.967 (+0,57%) pada pukul 11:00 WIB.
Penguatan itu terjadi seiring dengan pengatan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika serikat (AS), di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 14.440 atau menguat 0,01%. Pada pukul 12:00 WIB, IHSG ditutup menguat 13 poin ke 5.947 (+0,23%) dengan nilai transaksi Rp 4,5 triliun.
Investor asing masih membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 101,76 miliar.
Meredanya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menjadi katalis positif indeks saham dunia. AS sepakat untuk bekerja sama mendorong perdagangan gas alam dengan Uni Eropa seperti disampaikan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan NATO di Brussel, Belgia.
Memasuki sesi ke-2, IHSG masih cenderung bergerak melemah dengan level terendahnya dicapai pada pukul 15:46 WIB di level 5.928. Lalu, IHSG cenderung naik karena didorong masuknya investor di akhir sesi dua dengan total net buy Rp 479 miliar atau lebih tinggi dari sesi 1.
Hingga penutupan perdagangan (after market) pukul 16:15 WIB, IHSG ditutup menguat 12 poin ke 5.946 (+0,2%) dengan nilai perdagangan Rp 8,2 triliun, atau cukup ramai dibandingkan nilai perdagangan kemarin yang hanya sebesar Rp 6,7 triliun.
Pada akhir sesi hari ini, IHSG ditutup dengan membentuk pola grafik lilin putih pendek (short white candle) di mana buyer dan seller hampir memiliki kekuatan yang sama sehingga IHSG bergerak di rentang sempit antara 5.923 hingga 5.947.
Mengacu pada indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), IHSG membentuk sinyal persilangan mati (dead cross) atau berpotensi melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Ditutup Menghijau, Didorong Penguatan Kurs Rupiah
Dibuka menguat (gap up) sebanyak 16 poin (+0,27%) di pembukaan perdagangan, IHSG cenderung bergerak turun tetapi masih berada di zona hijau dengan level tertinggi di 5.967 (+0,57%) pada pukul 11:00 WIB.
Penguatan itu terjadi seiring dengan pengatan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika serikat (AS), di mana US$1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 14.440 atau menguat 0,01%. Pada pukul 12:00 WIB, IHSG ditutup menguat 13 poin ke 5.947 (+0,23%) dengan nilai transaksi Rp 4,5 triliun.
Meredanya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menjadi katalis positif indeks saham dunia. AS sepakat untuk bekerja sama mendorong perdagangan gas alam dengan Uni Eropa seperti disampaikan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan NATO di Brussel, Belgia.
Memasuki sesi ke-2, IHSG masih cenderung bergerak melemah dengan level terendahnya dicapai pada pukul 15:46 WIB di level 5.928. Lalu, IHSG cenderung naik karena didorong masuknya investor di akhir sesi dua dengan total net buy Rp 479 miliar atau lebih tinggi dari sesi 1.
Hingga penutupan perdagangan (after market) pukul 16:15 WIB, IHSG ditutup menguat 12 poin ke 5.946 (+0,2%) dengan nilai perdagangan Rp 8,2 triliun, atau cukup ramai dibandingkan nilai perdagangan kemarin yang hanya sebesar Rp 6,7 triliun.
![]() |
Pada akhir sesi hari ini, IHSG ditutup dengan membentuk pola grafik lilin putih pendek (short white candle) di mana buyer dan seller hampir memiliki kekuatan yang sama sehingga IHSG bergerak di rentang sempit antara 5.923 hingga 5.947.
Mengacu pada indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), IHSG membentuk sinyal persilangan mati (dead cross) atau berpotensi melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Ditutup Menghijau, Didorong Penguatan Kurs Rupiah
Most Popular